Sabtu, 30 Mei 2009

LAHIRNYA ILMU ALAMIAH DAN HAKIKATNYA

KELAHIRAN PENGETAHUAN ALAMIAH MODERN

1. LAHIRNYA ILMU ALAMIAH DAN HAKIKATNYA
 Sejak dilahirkan di muka bumi ini, manusia bersentuhan dengan alam. Persentuhan dengan alam menimbulkan pengalaman. Alam memberikan rangsangan kepada manusia melalui pancaindera. Jadi, pacaindera merupakan komunikasi antara alam dengan manusia yang membuahkan pengalaman.
 Pengalaman itu saat demi saat bertambah, karena manusia ingin mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang hakiki : Apa, bagaimana, dan mengapa, baik atas kehadiranny di dunia ini, maupun atas segala benda yang telah mengadakan kontak dengan dirinya. Manusia secara sadar atau tidak, akan mengadakan reaksi terhadap rangsangan alam. Pengalaman inilah yang memungkinkan terjadinya pengetahuan, yakni kumpulan fakta-fakta objek atau the bundle of facts.
 Kumpulan fakta itu selalu bertambah selama manusia masih berada di atas bumi dan selalu mengalihkan fakta-fakta itu dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pertambahan pengetahuan terjadi atas dua dorongan pokok :
a. Dorongan yang bersifat praktis, yakni manusia sebagai makhluk yang dapat berpikir, berbudi, berperasaan yang selalu berusaha menjadikan hidupnya lebih aman dan tingkatnya lebih tinggi. Dorongan yang pertama inilah yang pada saat akhir membuahkan ilmu terapan atau teknologi.
b. Dorongan yang bersifat nonpraktis atau teoretis, yakni manusia memiliki sifat ingin tahu dan mengerti sebenar-benarnya akan objeknya. Dorongan inilah yang menumbuhkan pengetahuan yang disebut murni atau pengetahuan.

2. KRITERIA ILMIAH
 Ilmu Alamiah mempelajari semua alam yang berada di sekitar kita. Jadi, benda-benda alam itulah objek Ilmu Alamiah. Sesuai dengan tujuan ilmu, Ilmu Alamiah ingin memperoleh kebenaran mengenai objeknya. Kebenaran yang sedalam-dalamnya yang hendak dicakup oleh ilmu, karena ilmuwan baru merasa puas jika ilmu yang diperolehnya sesuai dengan objek. 
 Alam sebagai objek penyelidikan mempunyai aspek yang sangat luas, misalnya aspek fisis. Aspek biologis, aspek psikologis, aspek ekonomis, dan sebagainya. Oleh karena itu, dapat dikatakan mustahil bahwa ilmu dapat mencapai seluruh kebenaran mengenai objeknya. Demikian pula apa yang dicapai oleh Ilmu Alamiah. Kebenaran yang dapat dicapai hanya dari beberapa aspek saja. Ilmuwan dapat saja tidak mengetahui salah satu aspek objek yang diselidiki; dalam hal ini ilmuwan masih belum mencapai seluruh kebenaran atas objeknya.
 Kebenaran yang besifat umum mengenai suatu objek walaupun hanya salah satu aspek saja dari objek, yang dicapai dengan metode ilmiah, dan kebenaran itu telah dirumuskan, perlu diorganisasikan dan diklasifikasikan.
a. Epistemologi Ilmu
 Epistemologi membahas secara mendalam proses-proses yang terlihat dalam usaha manusia untuk memperoleh pengetahuan. Dalam mengkaji hakikat ilmu, salah satu landasannya ialah epistemologinya. Pada landasan ini yang dimasalahkan adalah pertanyaan-pertanyaan yang bersangkutan dengan :
- Proses dan prosedur yang memungkinkan diperolehnya pengetahuan yang berupa ilmu.
- Cara, teknik atau sarana yang membantu memperoleh ilmu tersebut.
- Hal-hal yang harus diperhatikan agar memperoleh ilmu tersebut.
- Hal-hal yang harus diperhatikan agar diperoleh pengetahuan yang benar.
- Kebenaran dan kriteria tentang kebenaran.
b. Axiologi Ilmu
- Penggunaan pengetahuan yang berupa ilmu tersebut.
- Kaitan antara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral.
- Penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral dan,
- Hubungan antara teknik prosedur yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dan norma-norma moral.
1. Fungsi Ilmu
 Ilmu merupakan sumber pengetahuan yang berfungsi memberikan penjelasan atau dugaan terhadap permasalahan yang dihadapi. Dalam usaha memecahkan masalahnya, manusia melakukan berbagai usaha.
 Menurut A. Comte bahwa dalam sejarah perkembangan manusia itu ada tiga tahap yaitu : 
1. Tahap teologi atau tahap metafisika
2. Tahap filsafat 
3. Tahap positif dan tahap ilmu
 Dalam tahap teologi atau tahap metafisikan, manusia menyusuan mitos atau dongeng untuk mengenal realita atau kenyataan. Dalam alam pikiran mitos, rasio atau penalaran belum terbentuk, yang bekerja hanya daya khayal intuisi atau imajinasi.
 Menurut C.V. van Peursen, mitos adalah suatu cerita yang memberikan pedoman atau arah tertentu kepada sekelompok orang. Cerita itu ditularkan, dapat pula diungkapkan lewat tari-tarian atau pementasan wayang, dan sebagainya. Inti cerita adalah lambang-lambang yang mencetuskan pengalaman manusia juga lambang kejahatan dan kebaikan; hidup dan kematian; dosa dan penyucian; perkawinan dan kesuburan; firdaus dan akhirat. Pada tahap teologi ini, manusia menemukan identitas dirinya. Manusia sebagai subjek yang masih terbuka dikelilingi oleh objek yaitu alam, sehingga manusia mudah sekali dimasuki oleh daya dan kekuatan alam. Manusia belum mampu memandang objek atau realita dengan indranya.
2. Penalaran Deduktif (Rasionalisme)
 Dengan bertambah majunya alam pikiran manusia dan makin berkembangnya cara-cara penyelidikan, manusia dapat menjawab banyak pertanyaan tanpa mengarang mitos. Dengan demikian mitos makin kurang disukai dan hanya dipakai untuk memberi keterangan pada anak kecil kalau kita kebetulan terlalu malas untuk memberi keterangan ilmiah yang lengkap atau kalau kita menganggap bahwa anak itu masih terlalu kecil untuk dapat mencerminkan keterangan yang benar.
 Menurut A. Comte, dalam perkembangan manusia sesudah tahap mitos, manusia berkembang dalam tahap filsafat. Pada tahap filsafat, rasio sudah terbentuk, tetapi belum ditemukan metode berpikir secara objektif. Rasio sudah mulai dioperasikan, tetapi kurang objektif. Berbeda dengan pada tahap teologi, pada tahap filsafat ini menusia mencoba mempergunakan resionya untuk memahami objek secara dangkal, tetapi objek belum dimasuki secara metodologis yang definitif.
 C.V van Peursen dalam bukunya mengatakan bahwa di dalam mitos manusia terikat, manusia menerima keadaan sebagai takdir yang harus diterima. Lama kelamaan manusia tidak mau terikat, maka manusia berusaha mencari penyelesaian dengan rasio.
3. Penalaran Induktif (Empiris)
 Pengetahuan yang diperoleh berdasarkan penalaran deduktif ternyata mempunyai kelemahan, maka muncullah pandangan lain yang berdasarkan pengalaman konkret. Mereka yang mengembangkan pengetahuan berdasarkan pengalaman konkret ini disebut penganut empirisme. Paham empirisme menganggap bahwa pengetahuan yang benar ialah pengetahuan yang diperoleh langsung dari pengalaman konkret. Menurut paham emperisme ini, gejala alam itu bersifat konkret dan dapat ditangkap dengan panca indera manusia. Dengan pertolongan panca inderanya, manusia berhasil menghimpun sangat banyak pengetahuan. Himpunan pengetahuan ini dapat disebut ilmu pengetahuan yang disusun secara teratur dan dicari hubungan sebab akibatnya. Untuk maksud itu perlu dilakukan penalaran. Penalaran haruslah dimulai dari yang sederhana menuju ke yang lebih kompleks. Di dalam penalaran itu, fakta yang didasarkan atas pengamatan tidak boleh dicampur adukkan dengan dugaan atau pendapat orang yang melakukan penaran. Mengemukakan pendapat seringkali juga berfaedah, Tetapi haruslah ada garis pemisah yang tegas antara dugaan dan fakta.
4. Pendekatan Ilmiah, Kelahiran IPA
 Agar himpunan pengetahuan itu dapat disebut ilmu pengetahuan, yang dikenal sebagai metode keilmuan atau pendekatan ilmiah.
 Pengetahuan yang disusun dengan cara pendekatan ilmiah atau menggunakan metode keilmuan, diperoleh melalui kegiatan penelitian ilmiah. Penelitian ilmiah ini dilaksanakan secara sistematik dan terkontrol berdasarkan atas data-data empiris. Kesimpulan dari penelitian ini dapat menghasilkan suatu teori. Teori ini masih terlalu dapat menghasilkan suatu teori. Teori ini masih terlalu dapat diuji dalam hati keajegan dan kemantapannya. Artinya bilamana diadakan penelitian ulang, yang dilakukan oleh siapapun dengan langkah-langkah yang serupa dan pada kondisi yang sama, akan diperoleh hasil yang ajeg (konsisten). Metode keilmuan itu bersifat objektif, bebas dari keyakinan perasaan dan prasangka pribadi serta bersifat terbuka. Artinya dapat diuji ulang oleh siapapun. Dengan demikian kesimpulan yang diperoleh lebih dapat diandalkan dan hasilnya lebih mendekati kebenaran.
 Jadi, suatu himpunan pengetahuan dapat digolongkan sebagai ilmu pengetahuan bilamana cara memperolehnya menggunakan metode keilmuan, yaitu gabungan antara rasionalisme dan emperisme.

KERANGKA PEMIKIRAN



















A. Pengajuan Masalah :
- Latar Belakang Masalah
- Identifikasi Masalah
- Pembatasan Masalah
- Perumusan Masalah
- Tujuan Penelitian
B. Penyusunan Kerangka Teoritis dan Pengajuan Hipotesis :
- Pengkajian teori yang digunakan
- Pembahasan penelitian yang relevan
- Penyusunan kerangka berpikir
- Penyusunan hipotesis

C. Metodelogi Penelitian :
- Tujuan penelitian
- Tempat/waktu penelitian
- Metode penelitian
- Teknik pengambilan data
- Teknik pengumpulan data
- Teknik analisa data
D. Hasil Penelitian :
- Variabel
- Teknik analisis
- Kesimpulan analisis data
- Penafsiran kesimpulan analisis data
- Kesimpulan penguji analisis
E. Ringkasan dan Kesimpulan
- Deskripsi singkat mengenai masalah hipotesis metodelogi dan hasil penelitian
- Kesimpulan penelitian yang merupakan intensif dan seluruh aspek tersebut di atas
- Pembahasan hasil penelitian dengan membandingkan penelitian lain
- Pengkajian inspeksi penelitian
- Saran-saran
2. Perkembangan Pengetahuan dari Masa ke Masa
a. Zaman Purba
 Bahan-bahan yang ditemukan dari zaman purba (yang mencakup zaman batu) adalah :
1) alat-alat dari batu dan tulang
2) tulang belulang hewan
3) sisa-sisa dari beberapa tanaman
4) gambar dalam gua-gua
5) tempat-tempat penguburan
6) tulang-tulang manusia purba
 Di samping adanya peninggalan-peninggalan yang berupa alat-alat tersebut, manusia purba juga mewariskan cara bercocok tanam dan cara beternak. Mereka mampu memelihara dan membina tanaman dan hewan liar hingga menjadi tanaman dan hwan yang sesuai dengan kebutuhannya.
 Peninggalan-peninggalan alat-alat, tanaman, ternak tersebut di atas menunjukkan bahwa manusia purba telah mempunyai pengetahuan untuk memperolehnya berkat pengalamannya, kemampuannya mengamati, dan kemampuan memilih.
b. Zaman Yunani
 Masa 600 tahun sebelum masehi sampai kurang lebih 200 tahun sebelum masehi biasanya disebut zaman Yunani. Dalam bidang pengetahuan yang berdasarkan sikap dan pemikiran yang sekadar menerima apa adanya, terjadi perubahan besar, dan perubahan ini dianggap sebagai dasar ilmu pengetahuan modern.
 Tokoh-tokoh Yunani yang memberikan sumbangan perubahan pemikiran antara lain :
a. Thales 624 – 548 SM dianggap sebagai orang pertama yang mempertanyakan dasar dari alam dan isi dari alam ini. Dia dapat menerima begitu saja adanya kenyataan bahwa di bumi ada air, api, udara, awan, kayu, batu dan lainnya. Hal ini hanya dianggap sebagai gejala.
b. Anaximander, langit yang kita lihat adalah setengah saja, langit dan isinya beredar mengelilingi bumi ia juga mengajarkan membuat jam dengan tongkat.
c. Anaximenes, (560-520) mengatakan unsur-unsur pembentukan semua benda adalah air, seperti pendapat Thales. Air merupakan salah satu bentuk benda bila merenggang menjadi api dan bila memadat menjadi tanah.
d. Pythagoras (500 SM) mengatakan unsur semua benda adalah empat : yaitu tanah, api, udara, dan air. Ia juga mengungkapkan dalil Pythagoras C2 = A2 + B2, sehubungan dengan alam semesta ia mengatakan bahwa bumi adalah bulat dan seolah-olah benda lain mengitari bumi termasuk matahari.
e. Demokritos (460-370) bila benda dibagi terus, maka pada suatu saat akan sampai pada bagian terkecil yang disebut atomos atau atom, istilah atom tetap dipakai sampai saat ini namun ada perubahan konsep.
f. Empedokles (480-430 SM) menyempurnakan pendapat Pythagoras, ia memperkenalkan tentang tenaga penyekat atau daya tarik-menarik dan data tolak-menolak. Kedua tenaga ini dapat mempersatukan atau memisahkan unsur-unsur.
g. Plato (427-435) yang mempunyai pemikiran yang berbeda dengan orang sebelumnya, ia mengatakan bahwa keanekaragaman yang tampak ini sebenarnya hanya suatu duplikat saja dari semua yang kekal dan immatrial. Seperti serangga yang beranekaragam itu merupakan duplikat yang tidak sempurna, yang benar adalah idea serangga.
h. Archimedes (287-212 SM). Archimedes mempelajari matematika, fisika dan mekanika serta menerapkan sebagian penemuannya pada usaha membuat alat-alat. Perhitungan dan penemuan hukum Archimedes dimulai dengan pengalaman, dan kemudian diidealisasikan dalam alam pemikiran (analisis teoritis), akhirnya dibuktikan dengan percobaan. Dengan demikian, sebenarnya Archimedes sudah menemukan ilmu pengetahuan modern.
i. Aristoteles, merupakan ahli pikir, ia membuat intisari dari ajaran orang sebelumnya ia membuang ajaran yang tidak masuk akal dan memasukkan pendapatnya sendiri. Ia mengajarkan unsur dasar alam yang disebut Hule. Zat ini tergantung kondisi sehingga dapat berwujud tanah, air, udara, atau api. Terjadi transmutasi disebabkan oleh kondisi, dingin, lembah, panas, dan kering. Dalam kondisi lembab hule akan berwujud sebagai api, sedang dalam kondisi kering ia berwujud menjadi tanah. Ia juga mengajarkan bahwa tidak ada ruang yang hampa, jika ruang itu tidak terisi suatu benda maka ruang itu diisi oleh ether. Aristoteles juga mengajarkan tentang klasifikasi hewan yang ada dimuka bumi ini.
j. Ptolomeus (127-151) SM, mengatakan bahwa bumi adalah pusat tata surya (geosentris), berbentuk bulat diam seimbang tanpa tiang penyangga.
k. Avicema (ibn Shina abad 11), merupakan ahli di bidang kedokteran, selain itu ahli lain dari dunia Islam yaitu Al-Biruni seorang ahli ilmu pengetahuan asli dan kontenporer. Pada abad 9-11 ilmu pengetahuan dan filsafat Yunani banyak yang diterjemahkan dan dikembangkan dalam bahasa Arab. Kebudayaan Arab berkembang menjadi kebudayaan Internasional.
c. Zaman Modern
 Pada permulaan abad ke-14, di Eropa dimulai perkembangan ilmu pengatahuan. Sejak zaman itu sampai sekarang Eropa menjadi pusat kemajuan ilmu pengetahuan dan umat manusia pada umumnya. Permulaan perkembangannya dicetuskan oleh Roger Bacon (1214-1294) yang menganjurkan agar pengalaman manusia sendiri dijadikan sumber pengetahuan dan penelitian.
 Copernicus, Tycho Broche, Keppler, dan Galileo merupakan pelopor dalam mengembangkan pengetahuan yang didasarkan pada pengalaman tersebut. Mereka menciptakan prinsip Heliosentrisme. Dengan teropongnya Galileo memastikan bahwa seperti bulan, planet-planet tidak memancarkan cahayanya sendiri, tetapi memantulkan cahaya matahari yang jatuh pada planet-planet tersebut Galileo juga menyusun dasar hukum-hukum yang menghubungkan kecepatan, percepatan, dan jarak yang ditempuh dalam waktu tertentu. Dengan demikian ia menciptakan Kinetika. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dan kemudian diwariskan oleh Tycho Broche, Johannes Keppler menyusun tiga hukum tentang gerakan planet-planet selama mengelilingi matahari.
 Perkembangan ilmu pengetahuan menjadi sangat mantap dan pesat setelah ditulisnya buku yang berjudul Novum Organum oleh Francis Bacon (1560-1626) yang mengutarakan tentang landasan empiris dalam mengembangkan pengetahuan dan penegasan ilmu pengetahuan dengan menguraikan metodenya. Setelah adanya karya F. Bacon tersebut, muncullah tokoh-tokoh yang peranannya sangat menentukan dalam berkembangnya ilmu pengetahuan selanjutnya. Bila dilihat dari segi metodologi dan psikologi maka seluruh ilmu pengetahuan tersebut didasarkan pada :
1. Pengamatan dan pengalaman manusia yang terus menerus
2. pengumpulan data yang terus menerus dan dilakukan secara sistematis
3. Analisis data yang ditempuh dengan berbagai cara, yang antara lan adalah :
a. Analisis langsung
b. Analisis perbandingan
c. Analisis matematis dengan menggunakan model-model matematis
4. Penyusunan model-model atau teori-teori, serta penyusunan ramalan-ramalan sehubungan dengan model-model itu.
5. Percobaan-percobaan untuk menguji ramalan tersebut.





BY : ANONYMOUS

AKHLAK DALAM AL-QUR'AN

AKHLAK DALAM AL QUR’AN

 Akhlak yang dimaksud di sini adalah akhlak menurut ajaran Islam. Dasar ajaran Islam adalah Al Qur’an dan hadist. Jadi dasar akhlak adalah Al Qur’an dan Hadits.

A. Dasar Akhlak Dalam Al Qur’an
 Dasar akhlak dalam Al Qur’an membahas semua nilai-nilai akhlak tanpa terkecuali. Ayat-ayatnya tidak meninggalkan satupun permasalahan yang berhubungan dengan akhlak. Setiap dimensi yang berkaitan dengan akhlak terdapat di dalamnya baik berbentuk perintah, larangan maupun berbentuk ajaran, baik mengenai akhlak terpuji maupun mengenai akhlak tercela.
 Dalam Al-Qur’an, perkataan akhlak disebut sebagai berikut :
Artinya :
“Sesungguhnya Engkau (Muhammad) mempunyai budi pekerti yang luhur”. (S. Al-Qalam : 4).
 Jadi, akhlak merupakan sikap yang telah melekat pada diri seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan. Al-Qur’an adalah pedoman hidup dalam Islam yang menjelaskan ukuran baik buruknya suatu perbuatan manusia. Daftar akhlak yang pertama dan utama adalah Al-Qur’an. Ketika ditanya tentang akhlak Rasulullah, Siti Aisyah berkata, “Akhlak Rasulullah adalah Al-Qur’an”.
 Untuk memahami akhlak dalam Al-Qur’an, umat Islam diperintahkan untuk mengikuti ajaran Rasulullah, karena perilaku Rasulullah adalah contoh nyata yang dapat dilihat dan mengerti oleh manusia.
 Allah berfirman :
Artinya :
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharapkan rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan Ia banyak menyebut Allah”. (S. Al-Ahzab : 21).

B. Dasar Akhlak Dalam Hadist
 Berikut ini dikemukakan hadist-hadist yang menerangkan tentang akhlaqul karimah :
Artinya :
“Sesungguhnya aku (Muhammad) diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik”.
 Hadist di atas menjelaskan bahwa tujuan dari diutusnya Nabi Muhammad SAW, sang penutup para nabi tidak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.
 Adapun akhlak yang baik dalam hadist di atas mempunyai makna yang banyak sekali, semua hadist nabi SAW yang memerintahkan orang muslim untuk melaksanakan perintah Allah atau yang menganjurkan manusia untuk berbuat kebajikan, amar ma’ruf ataupun yang menganjurkan manusia untuk menghiasi diri mereka dengan akhlak yang baik, kesemuanya itu termasuk hadist yang mengajak kepada akhlak mulia.
 Adapun dalam hadist Rasulullah dijelaskan untuk mengajak Rasulullah berakhlak mulia yang diriwayatkan Al-Bazzar dengan sanadnya, dari Anas bin Malik r.a. bahwa Rasulullah SAW, bersabda :
Artinya :
“Sesungguhnya orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang mempunyai akhlak terbaik. Dan bahwa akhlak yang baik itu derajatnya menyamai puasa dan shalat”.



BY : ANONYMOUS


PEMBELAJARAN ATLETIK BAGI SISWA

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
 Istilah atletik berasal dari kata athlon atau athlum, kedua kata tersebut mengandung makna : pertandingan, perlombaan, pergulatan atau perjuangan. Orang yang melakukan kegiatan atletik dinamakan athleta, atau dalam bahasa Indonesia disebut atlet. Jadi, atletik merupakan slah satu aktivitas fisik yang dapat diperlombakan atau dipertandingkan dalam bentuk kegiatan, jalan, lari, lompat, dan lempar.
 Karena atletik ini memiliki beberapa bentuk kegiatan yang beragam, maka atletik dapat dijadikan sebagai dasar pembinaan cabang olah raga lainnya. Sebab, keterampilan dasar olah raga, tercakup didalamnya.
 Seiring dengan perkembangan olah raga banyak olahragawan menggunakan gerakan altetik sebagai bentuk gerakan pemanasan. Bahkan, ada yang mengatakan, kegiatan senam merupakan komponen atletik.
 Untuk memudahkan penyampaian informasi kepada siswa sekolah dasar guru perlu mengutarakannya dengan bahasa yang sederhana agar mudah dipahami anak. Kedudukan atletik dan bagi cabang olah raga lainnya, dapat dilukiskan dalam wujud seseorang ibu yang melakukan cabang lain sebagai anak-anaknya.
 Atletik merupakan kegiatan manusia sehari-hari yang dapat dikembangkan menjadi kegiatan bermain atau olah raga yang diperlombakan, dalam bentuk jalan, lari, lempar, dan lompat. Karena atletik merupakan dasar bagi pembinaan olahraga, maka atletik sangat penting dan perlu diajarkan kepada anak-anak sejak usia dini.
PEMBAHASAN
Pentingnya Atletik Bagi Siswa Sekolah Dasar
 Atletik dapat menjadi salah satu kegiatan yang digemari dalam pendidikan jasmani di sekolah dasar sesuai dengan ciri perkembangannya, siswa di sekolah dasar pada dasarnya sudah terampil melakukan unsur kegiatan atletik. Atletik dapat meningkatkan kualitas fisik siswa sehingga lebih bugar. Karean itu atletik sering pula dijadikan sebagai kegiatan pembuka atau penutup satuan ajar pendidikan jasmani di sekolah dasar. Atletik dapat menyalurkan unsur kegembiraan dan sifat-sifat tertentu, seperti kegigihan, semangat berlomba.
 Namun tidak jarang, atletik menjadi kegiatan yang membosankan. Untuk mengatasinya diperlukan kemasan baru dalam bentuk kegiatan menarik dan menyenangkan. Guru harus berusaha seoptimal mungkin dalam mencanangkan tugas gerak yang menggembirakan. Tanpa itu, mustahil mutu pengajaran atletik akan meningkat, bahkan akan tumbuh sikap tidak senang pada anak-anak terhadap kegiatan atletik.
 Guru perlu memahami karakteristik anak sekolah dasar yang memiliki kekhasan dalam bersikap yang diungkapkannya melalui bermain. Karakteristik inilah yang harus diangkat untuk menjembatani antara keinginan guru dan anak. Agar pesar tersampaikan, maka guru dapat menggunakan pendekatan pengajaran yang sesuai dengan perkembangan anak sekolah dasar.
 Dalam pelaksanaan pembelajaran atletik, kita dapat memanfaatkan alat-alat yang sederhana. Dengan perlengkapan sederhana yang dapat disediakan di lingkungan sekolah, dan guru dan mengajar atletik dan suasana yang lebih menarik yang mudah dilaksanakan oleh siswa.
 Yang teramat penting dari semuanya itu adalah faktor kegembiraan pada anak yang ditimbulkan dari kegiatan atletik, sehingga anak akan tetap tertarik dan mulai menyukai atletik.


Manfaat bermain bagi anak
 Bermain adalah suatu kegiatan yang menyenangkan. Kegiatan bermain sangat disukai oleh anak-anak. Bermain yang dilakukan secara tertata sangat bermanfaat untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak. Bermain merupakan pengalaman belajar yang sangat berharga untuk anak.
 Pengalaman itu bisa berupa jalinan hubungan sosial untuk mengungkapkan perasaannya dengan sesama temannya dan menyalurkan hasrat.

1. Manfaat bermain untuk perkembangan fisik
 Apabila anak memperoleh kesempatan untuk melakukan kegiatan yang melibatkan banyak gerakan tubuh, maka tubuh si anak akan menjadi sehat dan bugar, otot-otot tubuh akan tumbuh kuat, anak dapat menyalurkan energi yang berlebihan melalui aktivitas bermain.
 Dalam melakukan kegiatan bermain, aktivitas anak tidak dibatasi dengan aturan-aturan yang sangat mengikat. Agar kegiatan bermain memberi sumbangan yang positif bagi perkembangan fisik anak, guru dapat merancang kegiatan bermain yang efektif bagi perkembangan fisik anak.

2. Manfaat bermain untuk perkembangan keterampilan
 Penguasaan keterampilan gerak dasar dapat dikembangkan melalui kegiatan bermain. Hal ini dapat kita amati, misalnya pada saat anak yang lari berkejar-kejaran, maka anak kian berminat untuk melakukannya, sehingga ia menajdi lebih terampil dalam berlari.

3. Manfaat bermain untuk perkembangan sosial
Biasanya, kegiatan bermain dilakukan oleh anak dengan teman sebayanya. Anak akan belajar berbagi hak milik menggunakan mainan secara bergiliran, melakukan kegiatan bersama mempertahankan hubungan yang sudah terbina, mencari cara pemecahan masalah yang dihadapi dengan teman mainnya.

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Atletik merupakan kegiatan manusia sehari-hari yang dapat dikembangkan menjadi kegiatan bermain atau olah raga, yang diperlombakan dalam bentuk lari, lempar dan lompat.
2. Atletik dapat menyalurkan unsur kegembiraan dan sifat-sifat tertentu seperti kegigihan, semangat untuk lomba.
3. Manfaat bagi anak bisa untuk perkembangan fisik, untuk perkembangan keterampilan dan untuk perkembangan sosial.
4. Dalam pembelajaran atletik kita dapat memanfaatkan alat-alat yang sederhana seperti ban sepeda, kardus.

B. Saran-Saran
1. Dalam proses pembelajaran atletik dituntut saling bekerjasama, kreatif dan perlu kelincahan agar pembelajaran itu dapat memperoleh hasil yang maksimal.
2. Perlu adanya dukungan orang tua dan guru untuk motivasi anak dalam mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Drs. Yudha M. Saputra, M. Ed. 2002. Pendekatan Pembinaan Gerak Dasar Melalui Permainan. Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
2. Prof. Dr. Rusli Lutan. 2002. Pendekatan Pendidikan Gerak di SD. Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.



KOMPUTER UTILITY

KOMPUTER
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Komputer adalah alat yang dipakai untuk mengolah data menurut prosedur yang telah dirumuskan. Kata computer semula dipergunakan untuk menggambarkan orang yang perkerjaannya melakukan perhitungan aritmatika, dengan atau tanpa alat bantu, tetapi arti kata ini kemudian dipindahkan kepada mesin itu sendiri. Asal mulanya, pengolahan informasi hampir eksklusif berhubungan dengan masalah aritmatika, tetapi komputer modern dipakai untuk banyak tugas yang tidak berhubungan dengan matematika.
Dalam definisi seperti itu terdapat alat seperti slide rule, jenis kalkulator mekanik mulai dari abakus dan seterusnya, sampai semua komputer elektronik yang kontemporer. Istilah lebih baik yang cocok untuk arti luas seperti "komputer" adalah "yang memproses informasi" atau "sistem pengolah informasi."
Sekalipun demikian, definisi di atas mencakup banyak alat khusus yang hanya bisa memperhitungkan satu atau beberapa fungsi. Ketika mempertimbangkan komputer modern, sifat mereka yang paling penting yang membedakan mereka dari alat menghitung yang lebih awal ialah bahwa, dengan pemrograman yang benar, semua komputer dapat mengemulasi sifat apa pun (meskipun barangkali dibatasi oleh kapasitas penyimpanan dan kecepatan yang berbeda), dan, memang dipercaya bahwa mesin sekarang bisa meniru alat perkomputeran yang akan kita ciptakan di masa depan (meskipun niscaya lebih lambat). Dalam suatu pengertian, batas kemampuan ini adalah tes yang berguna karena mengenali komputer "maksud umum" dari alat maksud istimewa yang lebih awal. Definisi dari "maksud umum" bisa diformulasikan ke dalam syarat bahwa suatu mesin harus dapat meniru Mesin Turing universal. Mesin yang mendapat definisi ini dikenal sebagai Turing-lengkap, dan yang pertama mereka muncul pada tahun 1940 di tengah kesibukan perkembangan di seluruh dunia. Lihat artikel sejarah perkomputeran untuk lebih banyak detail periode ini.

Komputer Benam
Pada sekitar 20 tahun terakhir, banyak alat rumah tangga, khususnya termasuk panel dari permainan video tetapi juga mencakup telepon genggam, perekam kaset video, PDA dan banyak sekali dalam rumahtangga, industri, otomotif, dan alat elektronik lain, semua berisi sirkuit elektronik yang seperti komputer yang memenuhi syarat Turing-lengkap di atas (dengan catatan bahwa program dari alat ini seringkali dibuat secara langsung di dalam chip ROM yang akan perlu diganti untuk mengubah program mesin). Komputer maksud khusus lainnya secara umum dikenal sebagai "mikrokontroler" atau "komputer benam" (embedded computer). Oleh karena itu, banyak yang membatasi definisi komputer kepada alat yang maksud pokoknya adalah pengolahan informasi, daripada menjadi bagian dari sistem yang lebih besar seperti telepon, oven mikrowave, atau pesawat terbang, dan bisa diubah untuk berbagai maksud oleh pemakai tanpa modifikasi fisik. Komputer kerangka utama, minikomputer, dan komputer pribadi (PC) adalah macam utama komputer yang mendapat definisi ini.

Bagaimana Komputer Bekerja
Saat teknologi yang dipakai pada komputer digital sudah berganti secara dramatis sejak komputer pertama pada tahun 1940-an (lihat Sejarah perangkat keras menghitung untuk lebih banyak detail), komputer kebanyakan masih menggunakan arsitektur Von Neumann, yang diusulkan di awal 1940-an oleh John von Neumann.
Arsitektur Von Neumann menggambarkan komputer dengan empat bagian utama: Unit Aritmatika dan Logis (ALU), unit kontrol, memori, dan alat masukan dan hasil (secara kolektif dinamakan I/O). Bagian ini dihubungkan oleh berkas kawat, "bus"

Memori

 
Di sistem ini, memori adalah urutan byte yang dinomori (seperti "sel" atau "lubang burung dara"), masing-masing berisi sepotong kecil informasi. Informasi ini mungkin menjadi perintah untuk mengatakan pada komputer apa yang harus dilakukan. Sel mungkin berisi data yang diperlukan komputer untuk melakukan suatu perintah. Setiap slot mungkin berisi salah satu, dan apa yang sekarang menjadi data mungkin saja kemudian menjadi perintah.
Memori menyimpan berbagai bentuk informasi sebagai angka biner. Informasi yang belum berbentuk biner akan dipecahkan (encoded) dengan sejumlah instruksi yang mengubahnya menjadi sebuah angka atau urutan angka-angka. Sebagai contoh: Huruf F disimpan sebagai angka desimal 70 (atau angka biner ) menggunakan salah satu metode pemecahan. Instruksi yang lebih kompleks bisa digunakan untuk menyimpan gambar, suara, video, dan berbagai macam informasi. Informasi yang bisa disimpan dalam satu sell dinamakan sebuah byte.
Secara umum, memori bisa ditulis kembali lebih jutaan kali - memori dapat diumpamakan sebagai papan tulis dan kapur yang dapat ditulis dan dihapus kembali, daripada buku tulis dengan pena yang tidak dapat dihapus.
Ukuran masing-masing sel, dan jumlah sel, berubah secara hebat dari komputer ke komputer, dan teknologi dalam pembuatan memori sudah berubah secara hebat - dari relay elektromekanik, ke tabung yang diisi dengan air raksa (dan kemudian pegas) di mana pulsa akustik terbentuk, sampai matriks magnet permanen, ke setiap transistor, ke sirkuit terpadu dengan jutaan transistor di atas satu chip silikon.

Pemrosesan
Unit Pemproses Pusat atau CPU ( central processing unit) berperanan untuk memproses arahan, melaksanakan pengiraan dan menguruskan laluan informasi menerusi system komputer. Unit atau peranti pemprosesan juga akan berkomunikasi dengan peranti input , output dan storan bagi melaksanakan arahan-arahan berkaitan.
Contoh sebuah CPU dalam kemasan Ball Grid Array (BGA) ditampilkan terbalik dengan menunjukan kaki-kakinya
Dalam arsitektur von Neumann yang asli, ia menjelaskan sebuah Unit Aritmatika dan Logika, dan sebuah Unit Kontrol. Dalam komputer-komputer modern, kedua unit ini terletak dalam satu sirkuit terpadu (IC - Integrated Circuit), yang biasanya disebut CPU (Central Processing Unit).
Unit Aritmatika dan Logika, atau Arithmetic Logic Unit (ALU), adalah alat yang melakukan pelaksanaan dasar seperti pelaksanaan aritmatika (tambahan, pengurangan, dan semacamnya), pelaksanaan logis (AND, OR, NOT), dan pelaksanaan perbandingan (misalnya, membandingkan isi sebanyak dua slot untuk kesetaraan). Pada unit inilah dilakukan "kerja" yang nyata.
Unit kontrol menyimpan perintah sekarang yang dilakukan oleh komputer, memerintahkan ALU untuk melaksanaan dan mendapat kembali informasi (dari memori) yang diperlukan untuk melaksanakan perintah itu, dan memindahkan kembali hasil ke lokasi memori yang sesuai. Sekali yang terjadi, unit kontrol pergi ke perintah berikutnya (biasanya ditempatkan di slot berikutnya, kecuali kalau perintah itu adalah perintah lompatan yang memberitahukan kepada komputer bahwa perintah berikutnya ditempatkan di lokasi lain).

Input dan Hasil
I/O membolehkan komputer mendapatkan informasi dari dunia luar, dan menaruh hasil kerjanya di sana, dapat berbentuk fisik (hardcopy) atau non fisik (softcopy). Ada berbagai macam alat I/O, dari yang akrab keyboard, monitor dan disk drive, ke yang lebih tidak biasa seperti webcam (kamera web, printer, scanner, dan sebagainya.
Yang dimiliki oleh semua alat masukan biasa ialah bahwa mereka meng-encode (mengubah) informasi dari suatu macam ke dalam data yang bisa diolah lebih lanjut oleh sistem komputer digital. Alat output, men-decode data ke dalam informasi yang bisa dimengerti oleh pemakai komputer. Dalam pengertian ini, sistem komputer digital adalah contoh sistem pengolah data.



Instruksi
Perintah yang dibicarakan di atas tidak adalah perintah kaya bahasa manusiawi. Komputer hanya mempunyai dalam jumlah terbatas perintah sederhana yang dirumuskan dengan baik. Perintah biasa yang dipahami kebanyakan komputer ialah "menyalin isi sel 123, dan tempat tiruan di sel 456", "menambahkan isi sel 666 ke sel 042, dan tempat akibat di sel 013", dan "jika isi sel 999 adalah 0, perintah berikutnya anda di sel 345".
Instruksi diwakili dalam komputer sebagai nomor - kode untuk "menyalin" mungkin menjadi 001, misalnya. Suatu himpunan perintah khusus yang didukung oleh komputer tertentu diketahui sebagai bahasa mesin komputer. Dalam prakteknya, orang biasanya tidak menulis perintah untuk komputer secara langsung di bahasa mesin tetapi memakai bahasa pemrograman "tingkat tinggi" yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa mesin secara otomatis oleh program komputer khusus (interpreter dan kompiler). Beberapa bahasa pemrograman berhubungan erat dengan bahasa mesin, seperti assembler (bahasa tingkat rendah); di sisi lain, bahasa seperti Prolog didasarkan pada prinsip abstrak yang jauh dari detail pelaksanaan sebenarnya oleh mesin (bahasa tingkat tinggi)

Arsitektur
Komputer kontemporer menaruh ALU dan unit kontrol ke dalam satu sirkuit terpadu yang dikenal sebagai Central Processing Unit atau CPU. Biasanya, memori komputer ditempatkan di atas beberapa sirkuit terpadu yang kecil dekat CPU. Alat yang menempati sebagian besar ruangan dalam komputer adalah ancilliary sistem (misalnya, untuk menyediakan tenaga listrik) atau alat I/O.
Beberapa komputer yang lebih besar berbeda dari model di atas di satu hal utama - mereka mempunyai beberapa CPU dan unit kontrol yang bekerja secara bersamaan. Terlebih lagi, beberapa komputer, yang dipakai sebagian besar untuk maksud penelitian dan perkomputeran ilmiah, sudah berbeda secara signifikan dari model di atas, tetapi mereka sudah menemukan sedikit penggunaan komersial.
Fungsi dari komputer secara prinsip sebenarnya cukup sederhana. Komputer mencapai perintah dan data dari memorinya. Perintah dilakukan, hasil disimpan, dan perintah berikutnya dicapai. Prosedur ini berulang sampai komputer dimatikan.

Program
Program komputer adalah daftar besar perintah untuk dilakukan oleh komputer, barangkali dengan data di dalam tabel. Banyak program komputer berisi jutaan perintah, dan banyak dari perintah itu dilakukan berulang kali. Suatu [[Personal computer[PC]] modern yang umum (pada tahun 2003) bisa melakukan sekitar 2-3 milyar perintah dalam sedetik. Komputer tidak mendapat kemampuan luar biasa mereka lewat kemampuan untuk melakukan perintah kompleks. Tetapi, mereka melakukan jutaan perintah sederhana yang diatur oleh orang pandai, "programmer." "Programmer Baik memperkembangkan set-set perintah untuk melakukan tugas biasa (misalnya, menggambar titik di layar) dan lalu membuat set-set perintah itu tersedia kepada programmer lain." Dewasa ini, kebanyakan komputer kelihatannya melakukan beberapa program sekaligus. Ini biasanya diserahkan ke sebagai multitasking. Pada kenyataannya, CPU melakukan perintah dari satu program, kemudian setelah beberapa saat, CPU beralih ke program kedua dan melakukan beberapa perintahnya. Jarak waktu yang kecil ini sering diserahkan ke sebagai irisan waktu (time-slice). Ini menimbulkan khayal program lipat ganda yang dilakukan secara bersamaan dengan memberikan waktu CPU di antara program. Ini mirip bagaimana film adalah rangkaian kilat saja masih membingkaikan. Sistem operasi adalah program yang biasanya menguasai kali ini membagikan

Sistem Operasi
Sistem operasi ialah semacam gabungan dari potongan kode yang berguna. Ketika semacam kode komputer dapat dipakai secara bersama oleh beraneka-macam program komputer, setelah bertahun-tahun, programer akhirnya menmindahkannya ke dalam sistem operasi.
Sistem operasi, menentukan program yang mana dijalankan, kapan, dan alat yang mana (seperti memori atau I/O) yang mereka gunakan. Sistem operasi juga memberikan servis kepada program lain, seperti kode (driver) yang membolehkan programer untuk menulis program untuk suatu mesin tanpa perlu mengetahui detail dari semua alat elektronik yang terhubung.

Penggunaan Komputer
Komputer digital pertama, dengan ukuran dan biaya yang besar, sebagian besar mengerjakan perhitungan ilmiah. ENIAC, komputer awal AS semula didesain untuk memperhitungkan tabel ilmu balistik untuk persenjataan (artileri), menghitung kerapatan penampang neutron untuk melihat jika bom hidrogen akan bekerja dengan semestinya (perhitungan ini, yang dilakukan pada Desember 1945 sampai Januari 1946 dan melibatkan dala dalam lebih dari satu juta kartu punch, memperlihatkan bentuk lalu di bawah pertimbangan akan gagal). CSIR Mk I, komputer pertama Australia, mengevaluasi pola curah hujan untuk tempat penampungan dari Snowy Mountains, suatu proyek pembangkitan hidroelektrik besar. Yang lainnya juga dipakai dalam kriptanalisis, misalnya komputer elektronik digital yang pertama, Colossus, dibuat selama Perang Dunia II. Akan tetapi, visionaris awal juga menyangka bahwa pemrograman itu akan membolehkan main catur, memindahkan gambar dan penggunaan lain.
Orang-orang di pemerintah dan perusahaan besar juga memakai komputer untuk mengotomasikan banyak koleksi data dan mengerjakan tugas yang sebelumnya dikerjakan oleh manusia - misalnya, memelihara dan memperbarui rekening dan inventaris. Dalam bidang pendidikan, ilmuwan di berbagai bidang mulai memakai komputer untuk analisa mereka sendiri. Penurunan harga komputer membuat mereka dapat dipakai oleh organisasi yang lebih kecil. Bisnis, organisasi, dan pemerintah sering menggunakan amat banyak komputer kecil untuk menyelesaikan tugas bahwa dulunya dilakukan oleh komputer kerangka utama yang mahal dan besar. Kumpulan komputer yang lebih kecil di satu lokasi diserahkan ke sebagai perkebunan server.
Dengan penemuan mikroprosesor di 1970-an, menjadi mungkin menghasilkan komputer yang sangat murah. PC menjadi populer untuk banyak tugas, termasuk menyimpan buku, menulis dan mencetak dokumen. Perhitungan meramalkan dan lain berulang matematika dengan spreadsheet, berhubungan dengan e-pos dan, Internet. Namun, ketersediaan luas komputer dan mudah customization sudah melihat mereka dipakai untuk banyak maksud lain.
Sekaligus, komputer kecil, biasanya dengan mengatur memprogram, mulai menemukan cara mereka ke dalam alat lain seperti peralatan rumah, mobil, pesawat terbang, dan perlengkapan industri. Yang ini prosesor benam menguasai kelakuan alat seperti itu yang lebih mudah, membolehkan kelakuan kontrol yang lebih kompleks (untuk kejadian, perkembangan anti-kunci rem di mobil). Saat abad kedua puluh satu dimulai, kebanyakan alat listrik, kebanyakan bentuk angkutan bertenaga, dan kebanyakan batas produksi pabrik dikuasai di samping komputer. Kebanyakan insinyur meramalkan bahwa ini cenderung kepada akan terus.

Kata "Komputer"
Selama bertahun-tahun sudah ada beberapa arti yang agak berbeda pada kata 'komputer', dan beberapa kata berbeda untuk hal kami sekarang biasanya disebut komputer.
Misalnya "computer" secara umum pernah dipergunakan untuk bermaksud orang memperkerjakan untuk melakukan perhitungan aritmatika, dengan atau tanpa mesin membantu. Menurut Barnhart Concise Dictionary of Etymology, kata tersebut digunakan dalam bahasa Inggris pada tahun 1646 sebagai kata bagi "orang yang menghitung" dan lalu menjelang 1897 juga untuk "alat hitung mekanis". Selama Perang Dunia II kata tersebut menunjuk kepada para pekerja wanita AS dan Inggris yang pekerjaannya memperhitungkan jalan artileri perang besar dengan mesin seperti itu.
Charles Babbage mendesain salah satu mesin menghitung pertama disebut Mesin Analitikal, tetapi karena masalah teknologi tidak dibuat seumur hidupnya. Berbagai alat mesin yang sederhana seperti slide rule baik juga sudah menyebut komputer. Di beberapa kasus mereka diserahkan ke sebagai "komputer analog", sewaktu mereka melambangkan nomor oleh continuous kuantitas-kuantitas fisik daripada di samping digit biner yang berlainan. Apa sekarang menyebut "komputer" saja secara umum pernah menyebut "komputer digital" untuk membedakan mereka dari alat lain ini (yang masih dipakai di bidang analog pengolahan tanda, misalnya).
In yang memikirkan kata lain untuk komputer, itu ialah harga mengamati bahwa di bahasa lain kata yang dipilih selalu tidak mempunyai arti harfiah sama sebagai kata Bahasa Inggris. Dalam Bahasa Perancis misalnya, kata ialah "ordinateur", yang berarti kira-kira "organisator", atau "memisahkan mesin". Pada bahasa Spanyol digunakan kata "ordenador", dengan arti sama, walaupun di beberapa negara mereka menggunakan anglicism computadora. Dalam Bahasa Italia, komputer ialah "calcolatore", kalkulator, menekankannya computational menggunakan di balik yang logis seperti penyortiran. Dalam Bahasa Swedia, komputer dipanggil "dator" dari "data". Atau paling tidak pada tahun 1950-an, mereka disebut "matematikmaskin" (mesin matematika). Dalam Bahasa Tionghoa, komputer dipanggil "dien nau" atau suatu "otak listrik". Dalam Bahasa Inggris, kata lain dan frase sudah bekas, seperti "mesin pengolahan data".

Bagian-bagian Komputer
Komputer terdiri atas 2 bagian besar : Software/perangkat lunak dan hardware/perangkat keras.

Hardware
  Prosesor, atau CPU unit yang mengolah data 
  Memori RAM, tempat menyimpan data sementara 
  Hard drive, media penyimpanan semi permanen 
  Perangkat masukan, media yang digunakan untuk memasukkan data untuk diproses oleh CPU, seperti mouse, keyboard, dan tablet 
  Perangkat keluaran, media yang digunakan untuk menampilkan hasil keluaran pemrosesan CPU, seperti monitor dan printer. 
Software
  Sistem operasi : Program dasar pada komputer yang menghubungkan pengguna dengan hardware komputer, seperti Linux, Windows, dan Mac OS. Tugas sistem operasi termasuk (tetapi tidak hanya) mengurus penjalanan program di atasnya, koordinasi Input, Output, pemrosesan, memori, serta penginstalan dan pembuangan software. 
  Program komputer, aplikasi tambahan yang diinstal sesuai dengan sistem operasinya 
  
Slot pada komputer
  ISA / PCI : Slot untuk masukan kartu tambahan non-grafis 
  AGP / PCIe : Slot untuk masukan kartu tambahan grafis 
  IDE / SCSI / SATA : Slot untuk harddrive/ODD 
  USB : Slot untuk masukan media plug-and-play (colok dan mainkan, artinya perangkat yang dapat dihubungkan ke komputer dan langsung dapat digunakan) 



KEMISKINAN DI INDONESIA

KEMISKINAN DI INDONESIA:
SUATU FENOMENA EKONOMI


ABSTRAK
 Kemiskinan merupakan fenomena yang terjadi hampir di semua negara sedang berkembang. Kemiskinan muncul karena ketidakmampuan sebagian masyarakat untuk menyelenggarakan hidupnya sampai suatu taraf yang dianggap manusiawi. Kondisi ini menyebabkan menurunnya kualitas sumberdaya manusia sehingga produktivitas dan pendapatan yang diperolehnya rendah. Lingkaran kemiskinan terus terjadi, karena dengan penghasilan yang rendah tidak mampu mengakses sarana pendidikan, kesehatan dan nutrisi secara baik sehingga menyebabkan kuahtas SDM dan aspek intelektual dan fisik rendah, berakibat produktivitas rendah. Selain itu, rendahnya kualitas SDM menyebabkan kelompok ini tersisih dan persaingan ekonomi, politik, sosial budaya maupun psikologi sehingga semakin tidak mampu mendapatkan kesempatan yang baik dalam sistem sosial ekonomi masyarakat.
 Pembangunan ekonomi yang dilaksanakan sejak kemerdekaan secara signifikan telah berhasil mengurangi jumlah dan proporsi penduduk miskin di Indonesia. Namun terpaan krisis moneter yang berlanjut menjadi krisis ekonomi menyebabkan keterpurukan ekonomi yang kembali mencuatkan jumlah dan proporsi penduduk miskin hampir setengah dan penduduk Indonesia. Apapun penyebabnya persoalan kemiskinan tetap menjadi masalah besar yang perlu mendapat perhatian dan tindakan konkrit melalui pelaksanaan program-program baik yang bersifat penyelamatan, pemberdayaan maupun fasilitatif. Pertumbuhan yang tinggi dan pengentasan kemiskinan serta pemerataan pembangunan bukan merupakan bahan perdebatan, tetapi dapat dicapal secara bersamaan /simultan. Penurunan angka kemiskinan dan kesenjangan ekonomi secara konsisten akan mendorong pertumbuhan dalam jangka panjang dan menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan.

Kata kunci kemiskinan, SDM, pertumbuhan ekonom program, jaring pengaman sosial


PENDAHULUAN
 Di sebagian besar negara sedang berkembang, masalah kemiskinan dan pendapatan perkapita yang rendah merupakan salah satu masalah utama dalam pembangunan ekonomi. Dengan demikian dalam tujuan pembangunan eknomi kedua hal ini dinyatakan secara bersamaan, bahkan tidak jarang dalam satu kalimat yaitu peningkatan pendapatan nasional dan pengurangan kemiskinan. Dalam rencana pembangunan nasional Indonesia tujuan peningkatan pendapatan dan mengurangi kemiskinan selalu dinyatakan secara bersama dalam setiap penyusunan GBHN.
 Dimensi kemiskinan dapat terbentuk dan aspek ekonomi, aspek SDM, fisik/infrastruktur, masalah sosial dan keluarga/rumah tangga. Perlu diperhatikan bahwa yang dibutuhkan masyarakat miskin tidak hanya bantuan modal/materi, tetapi juga suatu kondisi yang kondusif yang memungkinkan mereka untuk membentuk jaringan sosial dan ekonomi di antara mereka sendiri. Pemerintah Daerah dan LSM seringkali merupakan lembaga yang terbaik untuk menyediakan lingkungan seperti tersebut (Setiawan, 2000).
 Pertanyaan yang kemudian muncul adalah: (1) bagaimana seharusya peranan pemeritah dalam pembangunan? (2) apakah upaya peningkatan pendapatan melalui pertumbuhan ekonomi selalu sejalan dengan pengurangan kemiskinan? Atau dengan kata lain, apakah dengan pertumbuhan yang tinggi kemiskinan dengan sendirinya akan berkurang? (3) jika tidak bisa berjalan bersama bagaimana prioritas dan strategi yang seharusnya diterapkan?
 Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, terlebih dahulu di kaji beberapa teori pembangunan yang berkembang, yang akan dijadikan pijakan dalam menyusun strategi kebijakan pembangunan, kemudian dipaparkan fenomena kemiskinan yang terjadi di Indonesia dan pada bab berikutnya di paparkan upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam pengentasan kemiskinan yang dilengkapi dengan analisis teoritis berdasarkan pemikiran pembangunan ekonomi yang berkembang, kemudian diakhiri dengan penutup.

TINJAUAN TEORITIS
 Fenomena kemiskinan merupakan salah satu aspek yang diperdebatkan dalam ilmu ekonomi. Meskipun secara eksplisit yang dibahas adalah masalah kesenjangan ekonomi antar spasial dan kelompok masyarakat dan pertumbuhan ekonomi. Teori yang berkembang pada umumnya menunjukkan adanya trade off antara pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan kesenjangan ekonomi (pemerataan). Pendapat lain menyatakan bahwa kesenjangan ekonomi (kemiskinan) merupakan suatu tahap yang harus dilalui dalam perkembangan suatu negara (perekonomian). Pada bahasan berikut akan membahas beberapa teori dan paradigma pertumbuhan ekonomi yang secara makro akan tercermin dalam pengambilan kebijakan pembangunan.

TEORI TAHAPAN LINEAR
Teori Rostow
 Teori Rostow mengemukakan tahapan transisi dan masyarakat tradisional menjadi modern merupakan pentahapan yang harus dilalui oleh setiap negara. Tahapan perkembangan negara tersebut adalah: (1) masyarakat tradisional (the traditional society), (2) prakondisi untuk tinggal landas menuju pertumbuhan berkelanjutan (the preconditions for take-off), (3) tahap tinggal landas (the take-off), (4) tahap menuju kedewasaan (the drive to maturity), dan (5) tahap masyarakat dengan tingkat konsumsi tinggi (the age of high mass consumption).
 Pentahapan pembangunan ekonomi tersebut didasarkan pada karakteristik perubahan ekonomi, sosial dan politik yang teijadi. Dalam kontek ekonomi proses perubahan masyarakat ini dicirikan oleh adanya penurunan peranan sektor pertanian dan peningkatan peranan sektor industri. Konsep ini kemudian diuraikan secara rinci oleh Harrod-Domar.

Model Pertumbuhan Harrod-Domar
 Model pertumbuhan Harrod-Domar menekankan perlunya tabungan untuk kegiatan investasi yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang direpresentasikan oleh peningkatan pendapatan nasional (Y). Peningkatan pendapatan nasional memerlukan tambahan kapital stok untuk investasi dalam jumlah tertentu, sehingga terdapat rasio antara pendapatan nasional dan kapital stok (capital-output ratio).
 Model Harrod-Domar menunjukkan pentingnya peranan tabungan (saving) pada pertumbuhan ekonomi. Peningkatan tabungan akan meningkatan kapital stok, yang berarti tersedia dana untuk meningkatkan investasi yang akan memacu pertumbuhan.

Model Perubahan Struktural
 Teori perubahan struktural menekankan pada mekanisme transformasi ekonomi negara terbelakang dengan kegiatan ekonomi yang bersifat pertanian subsisten menuju negara modern yang berbasis industri manufaktur dan jasa. Proses transformasi ini disebabkan adanya surplus tenaga kerja di sektor pertanian yang pindah ke sektor industri secara terus menerus. Pada sisi lain keuntungan pada kegiatan industri digunakan untuk investasi sehigga terjadi pertumbuhan sektor ini yang pada akhirnya secara bertahap akan terjadi perubahan struktur ekonomi ke arah industri.

Teori Pembangunan Lewis
 Asumsi yang digunakan oleh Lewis, adalah: (1). Perekonomian terdiri dan dua sektor, yaitu sektor pertanian yang merupakan sektor tradisional yang bersifat subsisten, dan sektor urban yang berdasarkan pada industri manufaktur, (2) Sektor tradisional (subsisten) dicirikan oleh terjadinya surplus tenaga kerja dan produk marginal tenaga kerja sama dengan nol, sehingga tenaga kerja dapat berpindah ke sektor lain tanpa mengurangi output sektor pertanian dan suplai tenaga kerja industri bersifat elastis sempuma artinya berapapun peningkatan permintaan terhadap tenaga kerja dapat dipenuhi tanpa menyebabkan tekanan pada tingkat upah pada sektor industri; Input kapital dan teknologi bersifat tetap, (3) Tingkat upah pada sektor industni Lebih tinggi dan sektor tradisional, dan keuntungan yang diperoleh pada kegiatan industri digunakan untuk melakukan investasi sehingga input kapital dapat meningkat.
 Proses ini terus berlangsung menerus sehingga secara bertahap peranan sektor industri pada perekonomian bertambah sebaliknya kontnibusi sektor tradisional semakin menurun, yang pada akhirnya terjadi transformasi struktur ekonomi dan subsisten (tradisional) ke struktur ekonomi modern. Proses (siklus) transformasi dapat digambarkan pada diagram sebagai berikut:
 
Teori Neoklasik
 Teori pertumbuhan Neoklasik antara lain dikemukakan oleh Solow. Teori Solow sebenarnya merupakan pengembangan dan teori Harrod-Domar dan Lewis. Dalam teori ini komponen tabungan nasional tetap memiliki peranan besar dalam investasi dan pertumbuhan ekonomi sebagaimana dikemukakan oleh Harrod-Dommar dan Lewis. Perbaikan yang dilakukan pada teori ini adalah memasukkan faktor teknologi sebagal faktor variabel, dan asumsi yang mendasarmnya. Kalau Lewis mengasumsikan constant return to scale, sementara Solow mengasumsikan diminishing return untuk tenaga kerja dan kapital secara parsial namun constant return secara bersama-sama, dan ekonomi berada pada keseimbangan jangka panjang (full employment).

Teori Kuznets
 Simon Kuznets menghitung dan menganalisis sejarah pertumbuhan ekonomi pada negara maju dalam jangka panjang. Pertumbuhan kapasitas produksi didasarkan pada perkembangan teknologi, pembangunan institusi/kelembagaan, sikap dan ideologi.
 Terdapat enam karakteristik yang ditemui pada hampir semua negara maju, yaitu:
(1) Pertumbuhan output per kapita yang tinggi, (2) Kenaikan tingkat produktivitas factor produksi yang tinggi, (3) Transformasi struktur ekonomi yang cepat, (4) Tingkat transformasi sosial dan ideologi yang tinggi, (5) Terdapat kecenderungan negara maju untuk mempenluas pasar dan sumber bahan baku pada negara lain (penetrasi ekonomi internasional), (6) Penyebaran pertumbuhan ekonomi yang terbatas, hanya mencapai sekitar 1/3 penduduk dunia.

KEMISKINAN DI INDONESIA
 Secara umum terdapat beberapa definisi kemiskinan dan kriteria garis kemiskinan yang digunakan saat ini sehingga mengakibatkan perbedaan strategi penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan, tergantung dan definisi yang digunakan (ADB, 1999). Kemiskinan adalah suatu situasi atau kondisi yang dialami seseorang atau kelompok orang yang tidak mampu menyelenggarakan hidupnya sampai suatu taraf yang dianggap manusiawi (Bappenas, 2002). Kemiskinan meliputi dimensi politik, sosial budaya dan psikologi, ekonomi dan akses terhadap asset. Dimensi tersebut saling terkait dan saling mengunci/membatasi. Kemiskinan adalah kelaparan, tidak memiliki tempat tinggal, bila sakit tidak mempunyai dana untuk berobat. Orang miskin umumnya tidak dapat membaca karena tidak mampu bersekolah, tidak memiliki pekerjaan, takut menghadapi masa depan, kehilangan anak karena sakit. Kemiskinan adalah ketidakberdayaan, terpinggirkan dan tidak memiliki rasa bebas (Ravallion, 2001).
 Ciri masyarakat miskin adalah: (1) tidak memiliki akses ke proses pengambilan keputusan yang menyangkut hidup mereka (politik), (2) tersingkir dan institusi utama masyarakat yang ada (sosial), (3) rendahnya kualitas SDM termasuk kesehatan, pendidikan, keterampilan yang berdampak pada rendahnya penghasilan (ekonomi), (4) terperangkap dalam budaya rendahnya kualitas SDM seperti rendahnya etos kerja, berpikir pendek dan fatalisme (budaya/nilai), (5) rendahnya pemilikan aset fisik termasuk aset lingkungan hidup seperti air bersih dan penerangan.

UPAYA PENANGGULANGAN KEMISKINAN
 Untuk mengatasi kemiskinan, perlu sikap pemihakan berupa kebijakan pembangunan yang melindungi dan mendorong produktivitas kerja masyarakat miskin. Di pihak lain perlu upaya-upaya khusus memberdayakan dengan meningkatkan SDM, teknologi, kelembagaan maupun permodalan (Ismawan, 2002).
 Arah pengembangan penanggulangan kemiskinan perlu diubah dan hanya rescue dan recovery menjadi preventif dan stimulatif untuk menjamin pertumbuhan ekonomi dan stabihitas ekonomi dan sosial yang pada akhimya mampu meningkatkan kesejahteraan.
 Dalam mengantisipasi meningkatnya jumlah penduduk miskin akibat krisis ekonomi pemerintah telah mehaksanakan beberapa program penanggulangan kemiskinan. Program tersebut sebagian besar didanai dan pinjaman luar negeni seperti ADB, World bank, JICA dan lainnya. Target dan sasaran program tersebut bervariasi, mulai dan yang bersifat umum untuk seluruh masyarakat miskin seperti OPK dan khusus untuk golongan masyarakat tertentu misalnya Prakarsa Khusus Bagi Penganggur Perempuan (PKPP), yang memiliki sasaran kaum wanita miskin di daerah perkotaan (Bappenas, 2002).
 Upaya penanggulangan kemiskinan secara umum dapat dibagi ke dalam tiga program yaitu: (1) Program penyelamatan (Rescue), (2) Program penciptaan lapangan kerja dan (3) Program pemberdayaan.

Program Penyelamatan (Rescue)
 Program ini terdiri dan tiga kelompok besar yaitu Program Jaring Pengaman Sosial (JPS), Program Reorientasi Subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM), dan Program Penanggulangan Dampak Pengurangan Subsidi Energi (PPD-PSE).

Program Jaring Pengaman Sosial
 Program Jaring Pengaman Sosial meliputi tiga bidang utama yaitu: pangan, pendidikan, kesehatan dan sosial.

Bidang Pangan (Operasi Pasar Khusus/OPK Beras)
 Program OPK beras diluncurkan saat Indonesia mengalami krisis ekonomi dan kemarau yang berkepanjangan (efek El-Nino). Program ini bersifat khusus karena penyalurannya tidak melalui pasar umum, melainkan langsung kepada penerima manfaat. Selain itu, operasi pasar ini tidak ditujukan bagi stabilisasi harga pasar, namun bertujuan untuk membantu sebagian kebutuhan beras dan keluarga sasaran. Tujuan dan program OPK ini adalah untuk membantu keluarga prasejahtera (KPS) dan keluarga sejahtera I (KS-I) dalam memperoleh pangan pokok (beras) dengan harga yang murah dalam jumlah dan waktu yang telah ditentukan.

Bidang Pendidikan
Beasiswa dan DBO Pendidikan Dasar dan Menengah
 Dalam bidang pendidikan bantuan diwujudkan melalui Pertama, Beasiswa Program diluncurkan untuk membantu siswa dan sekolah yang terpuruk akibat krisis ekonomi. Kedua, Rehabilitasi SD/MI merupakan kegiatan yang berfokus kepada penjagaan dan peningkatan kondisi gedung sekolah dan berbagai potensi kerusakan yang dapat menggangu proses belajar mengajar serta mengancam keselamatan siswa jika bangunan sekolah roboh. Program ini dikategorikan sebagal program rutin di tahun anggaran 1998/1999 yang diberi nama program rehabilitasi SD/MI sedangkan pada TA 1999/2000 berubah nama menjadi program DOP SD/MI.

Bidang Kesehatan dan Sosial (BKS)
 Krisis moneter menimbulkan dampak buruk terhadap status kesehatan dan gizi masyarakat, terutama bagi keluarga miskin. OIeh karenanya, diperlukan intervensi pemerintah untuk mengembalikan status gizi dan kesehatan masyarakat yang rawan tersebut melalui program JPS BKS. Tujuan umum dan program ini adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan serta status gizi keluarga miskin.
 Target dan sasaran program adalah (1) Pelayanan kesehatan dasar kepada anggota keluarga miskin yaitu keluarga dengan kriteria pra sejahtera dan sejahtera 1 (alasan ekonomi) dan keluarga miskin Lainnya yang ditetapkan oleh Tim Desa, (2) Pelayanan kesehatan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, dan ibu nifas (dengan bayi neonatalnya), (3) Pelayanan perbaikan gizi pada ibu hamil yang kekurangan energi kalori (KEK), ibu nifas kekurangan energi kalori (KEK), bayi (6-11 bulan) dan anak (12 - 23 bulan).


Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS)
 Usaha perbaikan gizi khususnya bagi anak-anak yang berasal dan keluarga miskin merupakan upaya jangka pendek yang ditempuh untuk mengurangi beban masyarakat, yang diakibatkan krisis ekonomi. Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan perhatian serta kemampuan anak dalam proses belajar di kelas, mendidik anak akan pentingnya gizi seimbang dan makan pagi, mendidik anak untuk menyukai malcanan tradisional, mendidik anak untuk menyadari pentingnya kebersihan lingkungan (sanitasi), meningkatkan gizi dan kesehatan siswa, meningkatkan kesadaran orang tua untuk lebih memperhatikan pendidikan, kesehatan dan gizi, membantu meningkatkan pemanfaatan produk lokal, menambah pendapatan masyarakat, serta mendorong peran serta yang aktif seluruh masyarakat untuk memperhatikan gizi dan kesehatannya.

Program Reorientasi Subsidi BBM
1. Program Modal Usaha Bergulir Bagi KSP/USP/LKM
 Progam modal usaha bergulir bagi Koperasi Simpan Pinjam/Unit Simpan Pinjam Koperasi (USP-Kop)/Lembaga Keuangan Mikro (LKM) merupakan salah satu program yang diluncurkan untuk mengatasi dampak dan kebijakan pengurangan subsidi BBM secara bertahap mulai tahun 2000.

2. Program Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembangunan Prasarana (PPM-Prasarana)
3. Program Penyaluran Dana Tunai (Cash Transfer) Subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM).

b. Program Penanggulangan Dampak Pen gurangan Subsidi Energi (PPD-PSE)
1. Program Layanan Bidang Kesehatan
2. Program Layanan Bidang Pendidikan
3. Program Subsidi Angkutan Umum
4. Program Penyediaan Sarana Air Bersih Perkotaan
5. Program Penyediaan Dana Bergulir Lembaga Keuangan Mikro
6. Program Pemberdayaan Masyarakat Pesisir


PROGRAM PENCIPTAAN LAPANGAN PEKERJAAN
Proyek Penanggulangan Masalah Kekeringan dan Penanggulangan Kemiskinan (PDKMK)
 Tujuan utama dan PDKMK adalah untuk menyediakan lapangan kerja produktif dan berkelanjutan bagi tenaga kerja penganggur kurang terdidik di daerah perkotaan. Padat karya ini dilaksanakan dengan kriteria-kriteria seperti pembangunan fisik untuk menunjang kegiatan ekonomi. Kegiatan yang dipilih bersifat mendukung program pembangunan daerah, tidak merugikan lingkungan, dan tidak mengganggu kegiatan masyarakat lainnya. Proporsi biaya untuk upah lebih besar (sekurang-kurangnya 70%) dan pekerjaan tidak boleh diborongkan. Untuk setiap proyek, maksimum 60 tenaga penganggur akibat krisis ekonomi dan dampak kekeningan yang bertempat tinggal di daerah perkotaan dan perdesaan. Target HOK untuk PDMKM tahap I adalah sebanyak 28 juta HOK sedangkan untuk tahap II adalah 23 juta HOK, dengan upah yang diberikari sesuai dengan UMR.

Proyek Penanggulangan Tenaga Kerja Terampil (P3T)
 Sama halnya dengan proyek PDKMK, proyek P3T ditujukan untuk penciptaan lapangan pekerjaan melalui dua model proyek, yaitu Lembaga Ekonomi Produktif (LEP) dan Wirausaha Baru (WUB).
 Kedua model ini dirancang untuk memberikan kesempatan kepada lembaga mandiri, seperti lembaga-lembaga ekonomi produktif dan LSM, serta memberikan bantuan kepada tenaga kerja penganggur terdidik (minimal SLTA) agar dapat kembali bekerja atau menjadi wirausaha baru. Adapun tujuan dan kedua model di atas adalah memberikan penghasilan, meningkatkan ketrampilan dan jaringan usaha, serta mendorong tumbuhnya kegiatan ekonomi daerah dan wirausaha baru.
 
Program Padat Karya Perkotaan
 Berbagai program penyelamatan krisis selama ini dinilai tidak responsif dalam melibatkan kaum perempuan. Kalaupun ada, jumlah perempuan yang terserap amat sedikit dan tidak dituangkan dalam aturan yang tersurat. Di lain pihak, kenyataan menunjukkan bahwa kaum perempuan mempakan kelompok yang paling terkena dampak krisis. Dan data statistik, tergambar dengan jelas betapa rendah tingkat kesejahteraan, kesehatan, dan pendidikan mereka. Oleh karena itu diperlukan upaya meningkatkan kualitas hidup kaum perempuan melalui program khusus yang ditujukan untuk mereka

PROGRAM PEMBERDAYAAN
Program Pemberdayaan Masyarakat Dalam Mengatasi Dampak Krisis (PDM-DKE)
 PDM-DKE merupakan program jangka pendek dan beronientasi pada penyelamatan (rescue), namun memiliki vlsi kebenlanjutan yang harapannya mampu memberdayakan daerah dan masyarakat. Tujuan dan program ini adalah untuk: (1) Meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat miskin di perdesaan dan perkotaan melalui penciptaan lapangan kerja dan kesempatan berusaha; (2) Menggerakkan kembali ekonomi rakyat dengan membangun kembali sarana dan prasarana ekonomi dan sosial yang mendukung sistem produksi dan distribusi barang dan jasa; dan (3) Meningkatkan fungsi sarana dan prasarana sosial ekonomi rakyat dengan tetap terpeliharanya kelestarian fungsi lingkungan hidup.

Program Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembangunan Prasarana (PPM-Prasarana)
 Program Pemberdayaan Masyarakat melalui Pembangunan Prasarana (PPMPrasarana) merupakan salah satu program yang diluncurkan untuk mengatasi dampak dan kebijakan pengurangan subsidi BBM secara bertahap pada tahun 2000. Kelompok sasaran penerima manfaat program ini adalah kelompok masyarakat berpenghasilan rendah khususnya yang berada di: (a) daerah perdesaan yang telah slap dengan usulan/proposal pembangunan prasarana lokal yang disiapkan melalui musyawarah desa/kelurahan secara swakarsa maupun yang difasilitasi oleh program pemberdayaan masyarakat, seperti Program Pengembangan Kecamatan (PPK) dan lain lain; (b) diprioritaskan daerah perdesaan di Luar Jawa, khususnya Kawasan Timur Indonesia; (c) daerah perdesaan yang belum pernah menjadi sasaran program pengentasari kemiskinan, (d) daerah perdesaan yang telah diprogramkan dalam rangka peningkatan pemberdayaan perempuan desa, peningkatan desa nelayan/pantai, dan pengembangan desa wisata termasuk dalam pelestarian desa adat. Harapannya tenaga kerja yang dapat diserap pada program ini adalah sebanyak 14.685.000 hari orang kerja selama tiga bulan.

Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP)
 Program penanggulangan kemiskinan yang dimulai sejak Pelita I sudah menjangkau seluruh pelosok tanah air. Upaya itu telah menghasilkan perkembangan yang positif. Namun demikian krisis ekonomi yang terjadi sejak pertengahan tahun 1997 yang mengakibatkan peningkatan jumlah penduduk miskin dan pengangguran secara tajam telah mengecilkan arti berbagal pencapaian pembangunan tersebut. Sehubungan dengan itu diluncurkan Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) yang bertujuan untuk mempercepat upaya penanggulangan kemiskinan melalui hal hal berikut: (1) Penyediaan dana pinjaman untuk pengembangan kegiatan usaha produktif dan pembukaan tapangan kerja baru, (2) Penyediaan dana hibah untuk pembangunan prasarana dan sarana dasar lingkungan. Peningkatan kemampuan perorangan dan keluarga miskin melalui upaya bersama berlandaskan kemitraan, yang mampu menumbuhkan usaha usaha baru yang bersifat produktif dengan berbasis pada usaha kelompok, (3) Penyiapan, pengembangan, dan peningkatan kemampuan kelembagaan masyarakat di tingkat kelurahan untuk dapat mengkoordinasikan dan memberdayakan masyarakat dalam melaksanakan program pembangunan, dan (4) Pencegahan menurunnya kualitas lingkungan, melalui upaya perbaikan prasarana dan sarana dasar lingkungan.

Program Pengembangan Ekonomi Masyarakat Daerah (PEMD)
 Dalam menghadapi krisis ekonomi terbukti bahwa sektor ekonomi yang memiliki daya tentang cukup tinggi adalah sektor-sektor usaha mikro, kecil dan menengah, serta usaha informal. Oleh sebab itu, pemulihan ekonomi yang paling realistis untuk dilakukan harus dimulai dan sektor-sektor tersebut. Strategi ini dapat digunakan sekaligus sebagai alat untuk memperkuat peran serta masyarakat dalam pembangunan ekonomi nasional dan pengembangan ekonomi masyarakat di daerah.
 Tujuan yang akan dicapai Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat di Daerah (PEMD) adalah untuk memulihkan kegiatan ekonomi rakyat yang mundur akibat krisis ekonomi dan sekaligus untuk mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan dalam rangka memperkuat ekonomi nasional melalui pemberdayaan masyarakat dalam bidang politik ekonomi, sosial dan budaya.

Proyek Peningkatan Kemandirian Ekonomi Rakyat (P2KER)
 Dalam rangka pemberdayaan ekonomi rakyat melalui peran serta Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3) di antaranya pondok pesantren, koppontren, majelis taklim, Baitul Mal Wa Tamwil (BMT), koperasi mesjid dan lain lain. Pemerintah melalui DIPP TA 1997/1998 sld 1999/2000 telah membantu modal kerja bergulir untuk unit simpan pinjam (USP) LM3 yang jumlahnya mencapai 1.690 LM3 dan 100 USP Prakop Pengembangan yang tersebar di 15 Provinsi dan 7 USP Puskoppontren di 7 Provinsi. Melihat momentum proyek yang sangat strategis, maka program ini pada TA 2000 dilanjutkan untuk membantu modal bergulir bagi USP LM3 dengan pola bagi hasil/syariah guna membiayai usaha yang produktif dan potensial milik anggota maupun masyarakat sebanyak 180 USP LM3 di 8 Provinsi

PENUTUP
 Kerangka umum program penanggulangan kemiskinan terkait dengan penciptaan situasi di mana kaum miskin diberikan akses/peluang pada aset-aset yang dibutuhkan untuk mencapai kebutuhan hidup minimum. Untuk itu tanggung jawab pemerintah membuka peluang akses yang berkaitan dengan penanggulangan kemiskinan, misalnya keinginan untuk memanfaatkan ketersediaan aset untuk peningkatan taraf hidup dan menurunkan tingkat kerawanannya, seperti aset tanah, SDA, SDM dan modal sosial (ADB, 2000). Modal sosial adalah kekuatan dan keanekaragaman hubungan antara anggota masyarakat yang menghasilkan kepercayaan dan kerjasama.
 Untuk penanggulangan kemiskinan yang efektif, peranan distribusi penting diperhatikan karena banyak terjadi hambatan fisik misalnya hambatan geografis dan infrastruktur serta hambatan sosial (berupa kelas, kasta, etnik, gender dan lainnya).
 Tahapan dalam memperoleh proses distribusi yang efektif adalah: (1) Menyusun suatu sistem pemerataan pendapatan (misalnya melalui sistem pajak), (2) Membuat alokasi anggaran yang memihak kaum miskin (pro-poor) dan memadai untuk pendidikan dasar/kesehatan dan program sosial dasar lainnya, (3) Menetapkan investasi prioritas termasuk untuk akses kredit dan penyuluhan.
 Kerangka komprehensif untuk penanggulangan kemiskinan sebaiknya meliputi komponen berikut: (1) Strategi tidak Langsung (indirect strategy), yakni dengan menghilangkan halangan pembangunan, peningkatan tata pemerintahan, perubahan kebijakan restriktif, (2) Strategi langsung (direct strategy) dengan mendorong kaum miskin untuk meningkatkan SDM-nya, mempercepat pertumbuhan ekonomi di daerah miskin melalui investasi target dan menyediakan perlindungan sosial, (3) Strategi komprehensif (comprehensive strategy) melalui pendekatan pertumbuhan populasi, pendidikan universal untuk anak perempuan, akses jasa kesehatan reproduktif, kesempatan pekerjaan/perolehan pendapatan melalui institusi sensitif dan staf dan keterlibatan pria dalam keluarga berencana secara berkelanjutan (sustainable).
 Ketahanan sosial (social security) suatu negara akan menentukan kemajuan perekonomian negara tersebut. Sistem Ketahanan sosial merupakan kemampuan masyarakat secara mandiri untuk terus berkembang serta mewaspadai, mencegah dan mengatasi terjadinya krisis baik yang bersumber dan faktor internal maupun eksternal sehingga dapat terwujud suatu kesejahteraan sosial yang adil.
 Kunci pengentasan kemiskinan adalah memberdayakan masyarakat miskin, tidak hanya memberikan bantuan (Sajogyo, 2002). Upaya penanggulangan kemiskinan harus diwujudkan melalui pemberdayaan masyarakat, yaitu meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui partisipasi aktif masyarakat itu sendiri dalam mewujudkan pemenuhan kebutuhan hidup, meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi, serta memperkokoh martabat manusia dan bangsa.
 Langkah penanggulangan kemiskinan (Parwoto dalam Bappenas, 2001): (1) Menemu-kenah kemiskinan, (2) Pembangunan melalui pemberdayaan masyarakat bersifat partisipatif,(3) Pembangunan bertumpu pada tata nllai dan berorientasi vlsi, (4) Pergeseran paradigma pembangunan dan eksploitasi ke sustainabilify.
 Upaya pemberdayaan masyarkat miskin dilakukan melalui: (1) Pengembangan komunitas, organisasi, institusi (peraturan), manusia (sosial, ekonomi, politik), (2) Pengembangan Potensi Lingkungan, (3) Menciptakan iklim yang kondusif, akses ke peluang pembangunan, akses ke sumberdaya pembangunan, kepastian keadilan/perlindungan, mengembangkan peran serta pelaku lain.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2003. Kosep Sistem Keterjaminan Sosial dalam Upaya Penanggulangan Kemiskinan. Dalam: Pengembangan Model Keterjaminan Sosial dalam Rangka Penanggulangan Kemiskinan. Kumpulan Makalah Workshop Kerjasama Patnership for Governance Reform in Indonesia, Pusat Pengembangan Sumberdaya Regional dan Pemberdayaan Masyarakat derigan Institut Pertanian Bogor. (hal: 1-25).

Arsyad, Lincolin. 1999. Ekonomi Pembangunan. Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada. Yogjakarta.

Asian Development Bank. 2001. Poverty Reduction: What’s New and What’s Different?, Report of A Seminar Organized by The ADB in Conjunction with the 32’ Annual Meeting of its Board of Governors. Asian development Bank.

Bappenas, 2000. Proceedings Renewing Poverty Reduction Strategy In Indonesia. Bappenas. Jakarta

Bappenas. 2002. Kebijakan dan Strategi Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan: Sebuah Gagasan. Bappenas. Jakarta

De Soto, Hernando. 1991. Masih Ada Jalan Lain, Revolusi Tersembunyi di Negara Dunia Ketiga. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

Djojohadikusumo, Sumitro. 1991. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

Gunardi, et al. 1996. Memahami dan,Menanggulangi Kemiskinan di Indoensia, Prof. Dr. Sajogyo 70 Tahun. Kerjasama Faperta IPB, ISI Cabang Bogor dan PT Grasindo. Jakarta

IFRI. 2002. Reaching Sustainable Food Security for All by 2020. Getting the Prioritas and Responsibilities Right. Washington DC.

Islam dan Dhanani. 2000. Poverty, Inequality and Social Protection,Lessons From Indonesian Crisis. UNSFIR. Jakarta.

Ismawan, Bambang, 2002. Pengalaman LSM dalam Menanggulangi Kemiskinan. Sarasehan Nasional “Micro Finance dan Upaya Penanggulangan Kemiskinan” 27 Agustus 2002. IPB Bogor.

Komite Penanggulangan Kemiskinan. 2002. Buku Pedoman Komite Penanggulangan Kemiskinan. Sekretariat Komite Penanggulangan Kemiskinan. Jakarta.
Lembaga Penelitian IPB, 2000. Pengembangan Program-Program JPS Menuju Masyarakat Sejahtera Membangun Sistem Ketahanan Sosial Indonesia. Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor. Bogor

Parwoto. 2001. Kemiskinan. Bappenas. Jakarta

Purwoko, Bambang. 1999. Jaminan Sosial dan Sistem Penyelenggaraannya, Gagasan dan Pandangan. PT Meganet Dutatama. Jakarta





MUKJIZAT AL-QUR'AN

PENDAHULUAN

 Dari segi kandungannya, al Qur’an tidak saja memuat ajaran-ajaran yang bersifat relegius keakhiratan melainkan juga berisi masalah muamalah keduniaan seperti ilmu pengetahuan, masalah ekonomi, sosial, kemasyarakatan, pendidikan dan hubungan antar pemeluk agama. Bahkan menurut Ayatullah Khomeini perbandingan ayat Quran yang bersifat ubudiyah dengan ayat muamalah adalah satu berbanding 100.
 Kemukjizatan al Quran sekurang-kurangnya terletak pada bahasanya, kandungan yang berisi prediksi yang benar di masa yang akan datang, dan isyarat-isyarat ilmiahnya. Dalam hal bahasa, redaksi-redaksi al Quran sangat indah dan memesonakan, sarat dengan berbagai makna. Selain itu ia pun selaras dengan tingkat kecerdasan dan pengetahuan para pembacanya. Karenanya penafsiran atasnya tidak pernah kering. Dari saat ke saat terdengar atau terbaca sesuatu yang baru, Nabi Muhammad SAW menggambarkan kitab al Quran sebagai berita yang mengandung masa lampau, keadaan masa mendatang, tidak pernah lekang oleh panas dan tidak pula lapuk oleh hujan.
IJAZUL QURAN
(MUKJIZAT AL QURAN)

 Kata mukjizat terambil dari kata bahasa arab (‘ajaza) yang berarti “melemahkan atau menjadikan tidak mampu. Pelakunya (yang melemahkan) dinamai mu’jiz dan bila kemampuannya melemahkan pihak lain amat menonjol sehingga mampu membungkam lawan, maka dinamai (mu’jizat). Tambahan tha marbuthah pada akhir kata itu mengandung makna mubalaghah (superlatif).
 Mukjizat didefinisikan oleh pakar agama Islam, antara lain sebagai sesuatu hal atau peristiwa luar biasa yang terjadi melalui seorang yang mengaku nabi sebagai bukti kenabiannya yang ditantangkan kepada yang ragu, untuk melakukan atau mendatangkan hal serupa, namun mereka tidak mampu melayani tantangan itu.

Unsur-unsur yang menyertai mukjizat
 Unsur yang penting yang harus menyertai sesuatu itu sehingga ia dapat dinamai mukjizat.
Unsur-unsur tersebut adalah :
1. Hal atau peristiwa yang luar biasa
 Peristiwa-peristiwa alam, misalnya yang terlihat sehari-hari. Walaupun menakjubkan tidak dinamai mukjizat karena ia telah merupakan hal yang biasa.
2. Terjadi atau dipaparkan oleh seorang yang mengaku nabi
 Tidak mustahil terjadi hal-hal di luar kebiasaan pada diri siapapun. Boleh jadi sesuatu yang luar biasa tampak pada diri seorang yang kelak bakal menjadi nabi. Bertitik tolak dari keyakinan umat Islam bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir, maka tidak mungkin lagi terjadi sesuatu mukjizat sepeninggal beliau, walaupun ini bukan berarti bahwa keluarbiasaan tidak dapat lagi terjadi dewasa ini.

3. Mengandung tantangan terhadap yang meragukan kenabian
 Tentu saja tantangan ini harus berbarengan dengan pengakuannya sebagai nabi, bukan sebelum atau sesudahnya.
 Disisi lain, tantangan tersebut harus pula merupakan sesuatu yang sejalan dengan ucapan sang Nabi, misalnya batu ini dapat bicara, “tetapi ketika batu tersebut berbicara dikatakannya bahwa sang penantan berbohong” maka keluarbiasaan ini adalah bukanlah suatu mukjizat tetapi ihanah atau istidraj.
4. Tantangan tersebut tidak mampu atau gagal dilayani
 Bila yang ditantang berhasil melakukan hal yang serupa, maka ini berarti bahwa pengakuan sang penantang tidak terbukti. Bahkan untuk lebih membuktikan kegagalan mreka, biasanya aspek kemukjizatan masing-masing nabi adalah hal-hal yang sesuai dengan bidang keahlian umatnya.
Apakah Mukjizat Dapat Terjadi?
 Sesungguhnya keluarbiasaan itu tidak mustahil menurut pandangan akal yang sehat dan tidak pula bertentangan dengan-Nya. Kemustahilan dapat dibagi menjadi mustahil menurut akal dan mustahil menurut kebiasaan.
 Kita sering menilai sesuatu itu mustahil karena akal kita telah terpaku dengan kebiasaan atau dengan hukum-hukum alam atau hukum sebab dan akibat yang kita ketahui.
 Tentang hukum-hukum alam, seperti hukum sebab akibat yang disebutkan diatas.

Tujuan dan Fungsi Mukjizat
 Mukjizat berfungsi sebagai bukti kebenaran para nabi. Keluarbiasaan yang tampak atau terjadi melalui mereka itu diibaratkan sebagai ucapan Tuhan :”apa yang dinyatakan sang Nabi adalah benar. Dia adalah utusan Ku dan buktinya adalah aku melakukan mukjizat itu.
 Mukjizat dari segi bahasa : melemahkan. Namun dari segi agama. Ia sama sekali tidak dimaksudkan untuk melemahkan atau membuktikan ketidak mampuan yang ditantang. Mukjizat ditampilkan Tuhan melalui hamba-hamba pilihan Nya untuk membuktikan kebenaran ajaran Ilahi yang dibawa oelh masing-masing nabi.
Macam-macam mukjizat
 Secara garis besar mukjizat dapat dibagi dalam dua bagian pokok, yaitu :
- Mukjizat yang bersifat material indrawi laig tidak kekal dan mukjizat material, logis, lagi dapat dibuktikan sepanjang masa. Mukjizat Al Quran dapat dijangkau oleh setiap orang yang menggunakan akalnya dimana dan kapanpun
Auguste Comte (1798 – 1857) berpendapat bahwa pikiran manusia dalam perkembangannya mengalami tiga fase.
Fase pertama, fase keagamaan, dimana karena keterbatasan pengetahuan manusia ia mengembalikan penafsiran semua gejala yang terjadi kepada kekuatan Tuhan.
Fase kedua, fase metafisika. Dalam hal ini manusia menafsirkan gejala atau fenomena yang ada dengan mengembalikannya kepada prinsip-prinsip yang merupakan sumber awal atau dasarnya. Manusia ada awlnya, demikian juga pohon, binatang, dan daun-daun.
Fase ketiga, fase ilmiah. Dimana manusia menafsirkan fenomena yang ada berdasarkan pengamatan yang teliti dan berbagai eksperimen hingga diperoleh hukum alam yang mengatur fenomena itu.
Salah satu dampaknya adalah menyangkut pembuktian kebenaran (mukjizat) yang dipaparkan oleh para Nabi.
Jika kamu tidak melihat tanda dan mukjizat, maka kamu tidak akan percaya, “demikian sabda Nabi Isa as yang diabadikan dalam perjanjian baru, Yahya IV:48. pada saat lain beliau bersabda, “Jikalau aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa Ku, janganlah percaya kepadaku” (Yahya X : 37).
“Tetapi setelah manusia mulai menanjak ke tahap kedewasaan publik/berpikir, maka bukti yang bersifat indrawi tidak dibutuhkan lagi.

ISYARAT KEILMUAN

A. Fisika
 Dalam bidang fisika adalah satu contoh isyarat Al Quran adalah tentang penciptaan bumi dan langit dalam Al Quran surat Al-Anbiya (21) : 30:
Artinya :
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara keduanya. dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”
B. Biologi
 Salah satu tema penting dalam Al Quran, dan sekaligus menjadi suatu kekuatannya adalah ungkapan Al Qur’an tentang reproduksi manusia, yang dalam pembahasan sains modern termasuk ke dalam disiplin ilmu Biologi, yang Selanjutnya merupakan dasar pengembangan ilmu kedokteran.
C. Astronomi
 Astronomi merupakan salah satu tema penting Al Quran. Cukup banyak ayat yang mengungkap benda-benda angkasa.
 Pernyataan penting Allah tentang benda-benda ruang angkasa adalah bahwa Dia telah menundukkan benda-benda langit dan ruang angkasa serta benda-benda bumi untuk semua umat manusia. Pernyataan ini diungkapkan Nya dalam surat Al Jarsiyah (45):13:
Artinya :
“Dan dia Telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir”.

KESIMPULAN
 Setelah kita memahami tentang kemukjizatan Al Quran, dapat kita simpulkan terkenanglah dihati kita semakin menambah rasa keyakinan dan keimanan benar-benarlah mukjizat itu ada.
 Ternyata kemukjizatan Al Quran itu mencakup semua ilmu baik ilmu Alam maupun ilmu Sosial seperti ilmu kesehatan, ilmu pertanian, ilmu geografi, dan ilmu astronomi.
 Dan yang menyangkut dengan kemukjizatan Al Quran paling banyak kekuasaan yang diperlihatkan pada hamba Nya. Terutama bagi orang berilmu, namun kita selaku umat Islam jangan ragu/heran pada orang-orang yang belum menyaksikan bahwa kemukjizatan Al Quran sebagai sebuah kebenaran yang sejati.
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Ahmad, Fajr al-Islam, terj. Zaini Dahlan, Jakarta: Bulan Bintang, 1968.

Amin, Bakri Syaikh, Al-Ta’bir.al-Fanny fi al-Qur’an, Beirut: Dar al-Syuruq, 1980.

Azra, Azyumardi (Ed), Sejarah dan Ulumul Quran, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001.

Biqai, Burhanudin Al-, Nuzum al-Durarfl Thnasub alAyat wa al-Smear, India, 1969.

Buchori, D.S. 2005. Pedoman Memahami Kandungan Al Quran. Granada Sarana Pustaka : Bogor

Syihab, M.Q. 1997. Mukjizat Al Quran. Al Mizan : Bandung




TAFSIR AYAT MAKNA ISLAM

ASY-SYU’ARAA’
Ayat : 13

Artinya :
 “Dan (karenanya) sempitlah dadaku dan tidak lancar lidahku Maka utuslah (Jibril) kepada Harun.”

ANTARA NABI MUSA DAN FIR’AUN

 Allah memberitahukan tentang perintah yang Dia bebankan kepada hamba sekligus Rasul-Nya dan kalim-Nya, Musa bin ‘Imran ra. Di saat Dia memanggilnya dari sebelah kanan gunung Sinai, di saat Dia berkata dan mengajaknya berbicara, di saat Dia mengutus, dan memilihnya menjadi Rasul dan di saat Dia memerintahkan kepadanya untuk pergi menemui Fir’aun dan para pengikutnya. 


ALI ‘IMRAN AYAT 19

Artinya ;
 “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang Telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, Karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.”


SYAHADAT (PERSAKSIAN) TAUHID

 Allah bersaksi, dan cukuplah Allah menjadi saksi. Dia-lah saksi yang paling jujur, paling adil dan paling benar pelaksanaannya : “Bahwasanya tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) melainkan Dia “Hanya Dialah yang berhak diibadahi oleh seluruh makhluk. Dan segala sesuatu adalah hamba dan ciptaan-Nya.


ALI ‘IMRAN AYAT 67

Artinya :
“Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”

ORANG-ORANG YAHUDI DAN NASHRANI BERBANTAH-BANTAHAN MENGENAI AGAMA IBRAHIM AL-KHALIL

 Allah mengingkar orang-orang Yahudi dan Nashrani yang saling membantah satu sama lain tentang Nabi Ibrahim Khalilullah. Masing-masing kelompok mengklaim bahwa Ibrahim dari golongan mereka. Sebagaimana diriwayatkan oleh Muhammad bin Ishaq bin Yasar dari Ibnu Abbas, ia mengatakan : “Orang-orang Nashrani Najran dan para pendeta Yahudi berkumpul di tempat Rasulullah, lalu mereka bertengkar di hadap beliau. Para pendeta Yahudi mengatakan : “Ibrahim itu tidak lain adalah seorang Yahudi”. Sedangkan orang-orang Nashrani berpendapat : “Ibrahim tidak lain adalah seorang Nashrani.” Maka Allah menurunkan ayat tetang Ahli kitab yang artinya “Hai Ahli Kitab, mengapa kamu bantah-membantah tentang hal Ibrahim.” Maksudnya, hai orang-orang Yahudi, bagaimanam mungkin kalian mengklaim Ibrahim sebagai seorang Yahudi, padahal beliau hidup di zaman sebelum Allah menurunkan Taurat kepada Musa. Dan bagaimana mungkin, hai orang-orang Nashrani, kalian mengklaim bahwa Ibrahim itu adalah Nashrani, padahal agama Nashrani itu ada setelah masa Ibrahim berlalu. 

ALI ‘IMRAN AYAT 85
Artinya :
 “Maka Allah memberi mereka pahala terhadap perkataan yang mereka ucapkan, (yaitu) surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya. dan Itulah balasan (bagi) orang-orang yang berbuat kebaikan (yang ikhlas keimanannya).”


AGAMA DI SISI ALLAH HANYALAH ISLAM, DAN AGAMA SELAIN ITU TIDAK DITERIMA

 Allah telah mengingkar orang-orang yang beragama selain dengan agama Allah (Islam), yang dengannya Dia menurunkan Kitab-Kitab Nya dan mengutus Rasul Nya. Dengan kata lain, Allah memerintahkan untuk beribadah hanya kepada Allah semata, yang tidak ada sekutu bagi Nya.


AN NISA’ : 48

Artinya :
 “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia Telah berbuat dosa yang besar.”

PENJELASAN

Ada dua macam syirik kepada Allah :
 Pertama, Syirik dalam masalah uluhiyyah, yaitu perasaan akan adanya kekuasaan lain selain Kekuasaan Allah Ta’ala di belakang sebab-sebab dan sunnah-sunnah alam.
 Kedua, Syirik dalam masalah Rububiyyah, yaitumengambil sebagian hukum-hukum agama berupa penghalalan dan pengharaman dari sebagian manusia dengan meninggalkan wahyu.


AL MAIDAH
AYAT 35

Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.”

PERINTAH TAKWA, WASILAH DAN JIHAD

 Wasilah adalah sesuatu yang dijadikan sebagai perantara untuk mendapatkan apa yang dituju. Wasilah juga nama suatu kedudukan tertinggi di surga, yaitu kedudukan Rasulullah SAW dan kediamannya di Surga. Ini adalah tempat di Surga yang paling dekat dengan ‘Arsy. Disebutkan dalam Shahih al Bukhari dari Jabir bin ‘Abdullah, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda 
 “Barangsiapa berucap ketika mendengar adzan, “Ya Allah Rabb dari seruan yang sempurna ini dan shalat yang akan didirikan, berikanlah kepada Muhammad SAW.

BY : ANONYMOUS

PSIKOLOGI DAKWAH

PENGANTAR
Prof. Dr. Achmad Mubarok, MA
(Guru Besar Psikologi Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

PSIKOLOGI DAKWAH
MENGAJAK SECARA PERSUASIF

Pendahuluan
 Dakwah adalah pekerjaan mengkomunikasikan pesan Islam kepada manusia. Secara lebih operasional, dakwah adalah mengajak atau mendorong manusia kepada tujuan yang defenitif yang rumusannya bisa diambil dari Al Qur’an dan Hadits atau dirumuskan oleh da’i sesuai dengan ruang lingkup dakwahnya.
 Sebagai peristiwa komunikasi, aktivitas dakwah dapat menimbulkan berbagai peristiwa di tengah masyarakat yang harmoni, menegangkan dan kontroversial, bisa juga melahirkan berbagai pemikiran baik yang moderat maupun yang ekstrim, yang sederhana maupun yang rumit, yang parsial maupun yang komprehensif.
 Manusia sebagai objek dakwah (mad’u) individu maupun kelompok memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Begitu juga da’i ada yang berfikiran sempit dan ada yang luas, da’i tak cukup menguasai materi dakwah tetapi harus memahami karakteristik mad’u.

Dakwah Islam Dan Prinsipnya
 Islam itu agama dakwah yakni agama yang harus didakwahkan kepada manusia tidak ada yang membantah. Seperti pidato Nabi Muhammad SAW dalam da’wahnya pada haji wada’ “Faliyulballigh as Syahidu Minkum al-Ghaiba” susunan kata (uslub) dalam ayat-ayat Al Qur’an juga secara gamblang menjelaskan kewajiban da’wah bagi umatnya.
 Dakwah juga harus disampaikan secara persuasif, yakni dengan menggunakan cara berfikir dan cara merasa masyarakat yang didakwahi, sehingga mereka menerima dan mematuhi seruan da’i tetapi merasa sedang mengikuti kehendak sendiri. Kepada orang kafir atau orang munafiq jelas-jelas menolak seruan Islam, sehingga Al Qur’an mengajarkan agar dakwah kepada mereka dengan kalimat yang keras dan membekas dalam jiwanya (qaulan baligha, QS. 4 : 63, QS. 9 : 73). Sedangkan untuk masyarakat awam Al Qur’an menganjurkan berdakwah dengan perkataan ringan (qaulan maisura, QS. 17 : 28) perkataan yang mudah diterima dan pantas.
 Adapun kepada penguasa tiran seperti Fir’aun, Al Qur’an mengajarkan agar dalam berdakwah kepada mereka dengan perkataan yang lemah lembut (qaulan layyina, QS. 20 : 43 – 44) karena perkataan yang keras akan berakibat putusnya komunikasi dan da’i tidak memiliki peluang berdakwah. Kepada orang tua atau yang dituakan hendaknya berdakwah dengan perkataan yang mulia (qaulan karima, QS. 7 : 73) perkataan penuh kebajikan tidak retorik dan tidak pula menggurui, karena orang tua bisaanya cepat tersinggung oleh perkataan menggurui. Secara umum dakwah kepada siapapun haruslah dengan perkataan yang benar (qaulan sadida, QS. 33 : 69 – 70) yakni mengenai sasaran, benar, substansi dan benar bahasanya.

Prinsip-Prinsip Dakwah
 Dakwah adalah usaha meyakinkan kebenaran kepada orang lain. Pesan yang disampaikan harus berupa informasi yang memudahkan seseorang mengerti maknanya dan seruannya masuk ke dalam jiwa pendengarnya. Masyarakat da’wah khususnya para da’i harus mematuhi prinsip-prinsip dakwah sebagai berikut.
1. Berdakwah dimulai dari diri sendiri (Ibda’ binafsik) menjadikan keluarganya sebagai contoh bagi masyarakat “Qu anfusakum wa ahlikum nara” (QS. 66 : 6).
2. Secara mental, da’i harus siap menjadi pewaris para nabi, yakni mewarisi perjuangan yang berisiko “Al-Ulama waratsatul ambiya’, nabi juga mengalami kesulitan meski dilengkapi dengan mukjizat.
3. Da’i harus menyadari bahwa masyarakat mebutuhkan waktu untuk dapat memahami pesan dakwah oleh karena tiu da’wah ada tahap-tahap sebagaimana nabi melalui tahapan periode Mekkah dan periode Madinah.
4. Da’i harus menyelami alam pikiran masyarakat, sehingga kebenaran yang disampaikan menggunakan logika masyarakat seperti pesan rasul “Khatib an nas ‘ala qadri ‘uqulihim”.
5. Dalam menghadapi kesulitan, Da’i harus bersabar, karena sudah menjadi sunnatullah bahwa setiap pembawa kebenaran pasti akan dilawan oleh orang-orang yang ingkar.
6. Citra positif dakwah akan sangat melancarkan komunikasi dakwah. Dalam hal ini citra buruk akan membuat semua aktivitas dakwah menjadi kontraproduktif, tetapi citra positif meski kecil akan sangat efektif untuk dakwah.
7. Da’i harus memperhatikan tertib urutan pusat perhatian da’wah yaitu prioritas sehubungan dengan hal-hal yang bersifat universal ya’ni al-khair (kebajikan), yad’una ila al khair, baru keapda Amr ma’ruf dan nahi munkar (QS. 3 : 104).

Hakikat Dakwah
 Hakikat dakwah bisa dilihat dari makna yang dipersepsi oleh masyarakat yang menerima dakwah.
1. Dakwah sebagai tabligh. Tabligh artinya menyampaikan dan orangnya disebut mubalig. Wujudnya mubalig menyampaikan materi dakwah (ceramah) kepada masyarakat.
2. Dakwah sebagai ajakan. Orang tertarik kepada ajakan jika tujuannya menarik maka da’i mempunyai tujuan secara makro dan mikro yang cukup jelas. Tujuan makro mengajak manusia kepada kebahagiaan dunia dan akhirat, sedang tujuan jangka pendek yang mudah terjangkau dan yang menarik hati masyarakatnya.


3. Dakwah sebagai pekerjaan menanam
Nilai-nilai yang ditanam di dalam dakwah adalah keimanan, kejujuran, kasih sayang, rendah hati, disiplin, dan nilai akhlak mulia lainnya. Guru di sekolah (dan lembaga pendidikannya) adalah da’i yang berdakwah berupa menanam karena pengajar adalah mentransfer pola tingkah laku atau budaya.
4. Dakwah berupa pekerjaan membangun
Sebagaimana dicontohkan dalam sejarah, dakwah juga bisa dimaksud untuk membangun tata dunia Islam (daulah islamiyah) lebih kecil lagi membangun negara Islam (nasional) dan lebih kecil lagi membangun masyarakat islami dan lebih kecil lagi membangun komunitas Islam.

Ciri-Ciri Dakwah Yang Efektif
 Dakwah harus dirumuskan secara defenitif, terutama tujuan mikronya. Dari sudut psikologi dakwah, ada lima ciri dakwah yang efektif :
1) Jika dakwah dapat memberikan pengertian kepada masyarakat (mad’u) tentang apa yang didakwahkan.
2) Jika masyarakat (mad’u) merasa terhibur oleh dakwah yang diterima.
3) Jika dakwah berhasil meningkatkan hubungan baik antara da’i dan masyarakatnya.
4) Jika dakwah dapat mengubah sikap masyarakat mad’u.
5) Jika dakwah berhasil memancing respons masyarakat berupa tindakan.
 Nah, seorang da’i di dalam mengajak atau mendorong mad’u harus mampu merumuskan tujuan yang menarik hati mad’u. mad’u dipengaruhi oleh persepsi (perhatian) oleh konsep fungsional dan konsep struktural.
BAB I
PENGERTIAN PSIKOLOGI DAKWAH

A. Pengertian Psikologi
 Dalam lapangan ilmu pengetahuan, psikologi merupakan salah satu pengetahuan yang tergolong dalam “Empirikal Science” yaitu ilmu pengetahuan yang didasarkan pada pengalaman manusia. Walaupun pada perkembangannya bersumber pada filsafat yang bersifat spekulatif.
 Psikologi menurut bahasa berasal dari kata Yunani yang terdiri dari dua kata, Psyche dan Logos. Psyche berarti jiwa dan Logos berarti ilmu, jadi psikologi secara bahasa dapat berarti “Ilmu Jiwa”. Namun pengertian ilmu jiwa itu sendiri masih kabur dan belum jelas. Hal ini disebabkan karena para sarjana belum mempunyai kesepakatan tentang jiwa itu sendiri.

B. Pengertian Dakwah
 Dakwah secara bahasa mempunyai makna bermacam-macam :
1. ( ) memanggil atau menyeru (QS. Yunus : 25)
2. Menegaskan atau membela, baik terhadap yang benar ataupun yang salah, yang positif ataupun negatif.
3. Suatu usaha berupa perkataan ataupun perbuatan untuk menarik seseorang kepada suatu agama tertentu.
4. Doa (permohonan).
5. Meminta dan mengajak seperti ungkapan “da’a bi as-sya’i” artinya meminta dihidangkan atau didatangkan makanan atau minuman.
 Beberapa ulama berpendapat bahwa dakwah adalah suatu kegiatan untuk menyampaikan dan mengajarkan serta mempraktikkan ajaran Islam di dalam kehidupan sehari-hari.

C. Pengertian Psikologi Dakwah
 Psikologi dakwah dapat didefenisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang gejala-gejala hidup kejiwaan manusia yang terlibat dalam proses kegiatan dakwah.
 Psikologi dakwah dapat juga diberi batasan sebagai ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia yang merupakan cerminan hidup kejiwaannya untuk diajak kepada pengalaman ajaran-ajaran Islam demi kesejahteraan hidup manusia dunia dan akhirat.

D. Objek Pembahasan Psikologi Dakwah
 Mengenai fakta-fakta yang diselidiki atau dipelajari suatu ilmu merupakan “Objek Material” dan “Objek Formal” masing-masing yang dimiliki.
 Objek material psikologi dakwah adalah manusia sebagai objek psikologi dan sebagai sasaran dakwah. Sedangkan objek formal ditunjukan oleh rumusan atau defenisi psikologi dakwah itu sendiri. Sebagai objek psikologi dakwah manusia memiliki sikap, tingkah laku dan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh hereditas (pewarisan) dan lingkungan. Karena itu untuk mencapai tujuan dakwah secara maksimal harus dibarengi pendekatan-pendekatan psikologi yang bersifat fleksibel.

E. Sejarah Perkembangan Psikologi dan Dakwah
1. Sejarah Perkembangan Psikologi
 Sejak permulaan abad XX psikologi makin berkembang ke arah pengkhususan studi tentang aspek-aspek kehidupan jiwa manusia yang masing-masing memiliki ciri khas yang membedakan satu dengan yang lainnya, pengkhususan tersebut dapat dikemukakan dalam beberapa aliran sebagai berikut :
a. Psikoanalisis
 Aliran yang mempelajari tentang proses hidup kejiwaan manusia dari aspek bawah sadar manusia. Lapisan bahwa sadar inilah dipandang penting dalam proses kehidupan manusia baik sosial maupun individual.

b. Psikologi individual (ilmu jiwa pribadi)
 Psikologi individual adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa manusia dari segi pribadi yang mencakup sikap, sifat, watak, dan tempromen manusia.

c. Psikoanalitis
 Suatu ilmu yang mempelajari kehidupan jiwa manusia dari segi kesadaran dan ketidaksadaran. Kesadaran yang cenderung ke arah luar disebut ekstravensi. Ketidak sadaran cenderung kedalam disebut introvensi. Kedua hal tersebut tidak bisa dipisahkan karena berbentuk sejak lahir.

2. Sejarah Perkembangan Dakwah
 Sejarah dakwah dapat dibagi menjadi empat periode. Periode pertama tentang dakwah para nabi sebelum Nabi Muhammad SAW. Kedua masa nabi dan Khulafa Al Rasyidin, ketiga masa kekuasaan dinasti Umayyah, keempat masa modern.
a. Periode sebelum Nabi Muhammad
 Pada periode pertama, semenjak Nabi Nuh hingga Nabi Isa, para ahli sejarah Islam sepakat bahwa mereka merupakan para da’i utusan Allah yang mengajak kepada ketauhidan (Pengesaan Allah) serta memerangi musyrik, menyuruh kepada ketaatan dan mencegah maksiat.
 Dakwah para Nabi pada peridode ini lebih bersifat lokal, hanya untuk kaum tertentu sesuai kebutuhan dan kecenderungan masing-masing kaum. Mereka menyakinkan risalah dan kerasulannya dengan menampakkan sikap jujur karena setiap nabi dan rasul memiliki sifat itu.

b. Periode Nabi Muhammad dan Khulafa Al Rasyidin
 Setelah wafatnya Nabi Muhammad, dakwah diteruskan oleh Abu Bakar yang menjabat selama dua tahun tiga bulan delapan hari, kemudian Umar bin Khattab selama sepuluh tahun enam setengah bulan. Kemudian dilanjutkan oleh Usman bin Affan menjabat selama dua belas tahun, dilanjutkan oleh Ali selama lima tahun.
 Pada masa itu, aktivitas dakwah secara intern dilaksanakan dengan khotbah dan diskusi-diskusi keagamaan baik antara sahabat maupun mereka yag baru memeluk Islam (muallaf) banyak perlawanan yang dilakukan dan penaklukan wilayah namun secara umum, dakwah pada masa ini semakin bergairah dan semakin meluas.

c. Periode Umayyah, Abasyiah, dan Utsmani
 Pada periode ini dakwah Islam semakin meluas dengan semakin banyaknya daerah yang ditaklukkan. Para ulama ahli Fiqh, Tafsir, dan Hadits dikirim ke daerah-daerah untuk menyebar dan menjelaskan agama Islam. Demikian juga dibangun perpustakaan dan pusat-pusat ilmu pengetahuan seperti Mesir, Baghdad, dan Iran. Ilmu filsafat, teologi, hukum Islam dan mistik berkembang secara pesat.

d. Periode Zaman Modern
 Secara garis besar, proses dakwah pada periode ini baik barupa penyampaian (tabligh) dan penyebaran Islam tetap berjalan walaupun banyak tantangan dan rintangan apalagi setelah runtuhnya Dinasti Utsmani yang merupakan simbol kekuatan dikuasai imperialis (penjajah). Dakwah pada masa itu dengan bentuk bermacam-macam secara personal, secara kelompok berupa institusi formal dan nonformal dalam bentuk pergerakan politik dengan metode, sarana prasarana yang berbeda-beda.

F. Pemikiran ke Arah Psikologi Islam
 Perbincangan tentang Nafs (jiwa) ini dimungkinkan karena Islam sendiri sudah memiliki konsep sendiri tentang manusia dan unsurnya, wajar jika pemikir muslim berbicara tentang manusia dan jiwanya. Menurut Malik M. Badri, ada tiga fase perkembangan sikap psikolog muslim terhadap psikologi modern yang berasal dari barat yaitu fase infantuasi, rekonsiliasi,dan emansipasi.
 Fase pertama sarjana Muslim tergila-gila dan memikat pada teori psikologi mereka mengikuti sepenuhnya. Fase kedua psikologi dengan apa yang ada dalam Al Qur’an. Mereka beranggapan ada pertentangan dan yang ke tiga mereka bersifat kritis terhadap pandangan-pandangan psikologi yang mengalihkan perhatiannya pada Al Qur’an.
 M. Badri jgua mengecam pada wawasan mengenai manusia dianggap makhluk hedonis dan corak reduksionistis yang menganggap perilaku manusia sangat unik dan majemuk (termasuk penghayatan dan perilaku etis religius) pada dasarnya bersumber dari pengalaman menerima faktor-faktor penguat berupa ganjaran dan hukuman.

G. Pemikiran Ke Arah Psikologi Dakwah
 Pada hakikatnya psikologi dakwah merupakan bagian dari psikologi islam, karena landasan yang digunakan sama keduanya. Yaitu Al-Qur’an dan hadist. Ilmu ini dirasakan perlu dalam rangka mengefektifkan pelaksanaan dakwah dan memaksimalkan hasil dari kegiatan dakwah.
 Di Indonesia, ilmu ini dirintis oleh H.M Arifin Tahun 1990. menurut beliau, pada hakikatnya psikologi dakwah merupakan landasan dimana metodologi dakwah seharusnya dikembangkan.
 Ada beberapa literature yang diterbitkan di Indonesia menyangkut psikologi dakwah antara lain H.M Arifin dengan judul psikologi dakwah dan Achmad Mubarok dengan judul yang sama. Mereka menjadikannya menjadi sbuah disiplin ilmu yang mapan masih membutuhkan kerja keras mengingat masih jarangnya pemikir-pemikir yang bergelut di bidang ini. Dan sebagai disiplin ilmu psikologi dakwah jug ahaus membangun teori detail tentang manusia, metodologi dan penelitian psikologi dakwah, serta aplikasi ilmu.

H. Hubungan Psikologi dakwah dengan ilmu lain.
1. Hubungan Ilmu Dakwah Dengan Psikologi
 Silam adalah agama dakwah, agama menyebar luaskan kebenaran dan mengajak orang-orang yang belum mempercayainya untuk percaya, menumbuhkan pengetian dan kesadaran agar umat islam mampu menjalani hidup sesuai dengan perintah. Dengan demikian, setiap muslm berkewajiban untuk berdakwah.
 Dalam melaksanakan tugas dakwah, seorang da’i dihadapkan pada kenyataan bahwa individu-individu yang akan di dakwah memiliki keberagaman dalam berbagai hal seperti fikiran (ide-ide), pengalaman kepribadian dan lain-lain. Dengan kata lain seorang da’i di tuntut menguasai studi Psikologi yang mempelajari tentang kejiwaan manusia sebagai individu maupun anggota masyarakat, baik pada fase perkembangan manusia anak, remaja, dewasa dan manula.

2. Hubungan Psikologi Dakwah Dengan Ilmu Komunikasi.
 Kegiatan dakwah adalah kegiatan komunikasi, dimana da’i mengkomunikasikan pesan kepada mad’u perorangan atau kelompok secara teknis dakwah adalah komnukasi antara da’i (komunikator dan mad’u (komunikan) hukum dalam komunikasi berliku juga dalam dakwah, hambatan komunikasi berarti hambatan dakwah.
 Perbedaan dakwah dengan komunikasi terletak pada muatan pesannya, pada komunikasi sifatnya netral sedang pada dakwah terkandung nilai keteladanan dan kebenaran.

3. Hubungan Psikologi Dakwah dengan Psikologi Agama
 Psikologi agama meneliti sejauh mana pengaruh keyakinan agama terhadap sikap dan tingkah laku seseorang (berfikir, bersikap, dan bereaksi) karena tingkah laku tidak dapat dipisahkan dengan keyakinan. Jika psikologi berusaha menguak apa yang melatarbelakangi tingkah laku manusia yang terkait dengan dakwah, maka psikologi agama mencari sebesar-besar keyakinan agama seseorang mempengaruhi tingkah laku dakwah di lakukan terhadap orang yang belum beragama dan orang yang sudah beragama.



4. Hubungan Psikologi Dakwah dengan Patologi Sosial
 Sebelum memulai kegiatan dakwah, para da’i perlu mengetahui lebih jauh apa saja penyakit-penyakit masyarakat dan penyakit masyarakat di bahas dalam patologi sosial yang membahas tentang sikap, kegiatan yang bertentangan dengan norma-norma agama, masyarakat, adapt istiadat dan sebagainya.

5. Hubungan Psikologi Dakwah dengan Sosiologi
 Dakwah merupakan komunikasi antara da’i dan madu’ akan melahirkan interaksi sosial, karena itu sosiologi menaruh perhatian pada interaksi sosial tersebut.

6. Hubungan Psikologi Dakwah dengan Psikologi Individual
 Misi dakwah dalam hal ini adalah menyadarkan manusia sebagai makhluk individual yang harus meningkatkan diri pada khaliknya dan mengintegrasikan dirinya dengan masyarakat. Bantuan psikologi individual dengan psikologi dakwah terletak pada pengungkapan tentang hal ikhwal hidup kejiwaan individual dengan aspek-aspek dan ciri-cirinya sesuai dengan kebutuhan melalui proses dakwah yang tepat.

7. Hubungan Psikologi Dakwah dengan Psikologi Sosial
 Psikologi sosial merupakan landasan yang memberikan dan mengarahkan psikologi dakwah kepada pembinaan sosialisasi manusia sebagai objek dakwah karena psikologi sosial mempelajari tentang penyesuaian diri manusia yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan sosial. 

BAB II
KARAKTERISTIK MANUSIA DA’I DAN MAD’U

 Masalah pokok yang tidak memudahkan para ahli untuk mengetahui dengan tepat esensi jiwa ialah sifat hidup kejiwaan manusia kecuali abstrak, juga mudahnya berubah karena rangsangan lingkungan sehingga hanya gejala-gejala saja yang dapat dijadikan landasan factual dalam penganalisian ilmiah. Hakikat manusia terletak pada hidup kejiwaannya (rohaniyah-nya) bukan pada jasmaniahnya dianggap komplementer, Melainkan sebagai unsur yang mutlak harus ada tanpa unsur jasmaniah manusia tidak akan ada, sehingga kedua-duanya ada keseimbangan terwujud kesehatan lahir dan batin.

A. Konsep Manusia Menurut Psikologi
 Ada 4 pendekatan yang paling dominant
1. Psikoanalis aliran dalam psikologi yang melukiskan manusia sebagai makhluk yang digerakkan oleh keinginan terpendam (homo valens)
2. Behaviorisme aliran yang memandang manusia sebagai makhluk yang digerakkan oleh lingkungan
3. Psikologi kognitif aliran yang melihat manusia sebagai makhluk aktif organisasi dan mengolah stimulasi yang diterimanya.
4. Psikologi humanistic menggambarkan manusia pelaku aktif dalam strategi transak-sional dalam lingkungan.

1. Pandangan Psikoanalis
 Sigmund Freud, pendiri spikoanalisis memfokuskan perhatiannya pada totalitas kepribadian manusia. Frued menggambarkan tentang tiga sistem utama kepribadian manusia id (das es), ego (das ich) dan super ego (veber ich) perilaku manusia merupakan hasil interaksi ketiga sistem tersebut.
 Id (das es) merupakan wadah yang berisi dorongan-dorongan bahwa yang bersifat primitive dan dorongan biologis manusia (insting), ia bergerak berdasarkan prinsip kesenangan dan kepuasan, dan id merupakan lapisan psikis paling dasar.
 Sub sistem kedua adalah ego (das ieh) berfungsi menjembatani tuntutan id dengan realitas dunia luar. Ego mediator antara hasrat-hasrat hewani dengan tuntunan rasional dan realistic.
 Sedangkan unsur yang terakhir adalah super ego (veber ich) berfungsi untuk mengontrol dan mensensor id agar tidak begitu saja meralisasikan pemuasnya. Super ego memaksa ego untuk menekan hasrat-hasrat terpenting dari veber-ich ialah sebagai hati nurani yang mengontrol dan mengkritik perubahan.

2. Pandangan Psikologis Behavioris
 Aliran ini melahirkan pendekatan yang sangat kontradiktif dengan psikoanalisis mereka tidak mengakui konsep kesadaran dan ketidaksadaran. Tetapi semua tingkah laku manusia berbentuk dari reflek. Pelopor aliran ini adalah John Broadus Watson. Melalui studi eksperimennya, ia menjelaskan tentang konsep kepribadian dengan mempelajari tingkah laku manusia yang mengacu pada konsep stimulus respons.

3. Pandangan Psikologi Kognitif
 Psikologi kognitif menempatkan manusia sebagai makhluk yang bereaksi secara aktif terhadap lingkungannya dengan cara berfikir. Konsep manusia sebagai pengolah informasi yang dipandang sebagai produk strategi pengolahan informasi yang rasional yang mengarah pada penyediaan, penyimpanan dan pemanggilan informasi yang digunakannya untuk memecahkan persoalan.

4. Pandangan Psikologi Humanistik
 Pemikiran para tokoh humanistic banyak dipengaruhi oelh behaviorisme dan psiko analisis, Namun mereka tidak setuju dengan keduanya. Pendekatan humanistic dimunculkan sebagai suatu usaha untuk memusatkan aspek positif tentang manusia. Pendekatan ini berasumsi bahwa manusia tidak bisa di pahami melalui kondisi-kondisi stimulus saja, Namun proses psikologi internal juga mempunyai pengaruh pada pemikiran, perasaan, dan tindakannya. Carl rogers mengatakan manusia pada dasarnya adalah baik dan bahwa potensi manusia adalah tidak terbatas.

B. Konsep Manusia Menurut Islam
1. Hakekat Manusia
 Untuk memahami hakikat manusia, beberapa sarjana merumuskan beberapa pendekatan:
Pertama : Mempelajari dan menyelediki manusia dalam hakikatnya yang murni dan esensial, pendekatan ini lebih banyak dilakukan oleh psikolog, filsuf, dan teolog
Kedua : Melalui pendekatan ideologis dan spiritual yang mengatur tindakan manusia yang mempengaruhi dan membentuk personalitasnya biasanya dilakukan oleh ahli moral, tasawuf dan sosiolog
Ketiga : Mengambil konsep tentang manusia dari penyelidikan tentang lembaga-lembaga etika dan yuridis yang telah terbentuk dari pengalaman-pengalaman sejarah yang dihormati, karena lembaga tersebut telah dapat melindungi manusia. Pendekatan ini dilakukan oleh ahli hukum dan sejarah
 Kajian isllam mengenai manusia telah banyak ditulis oleh para sarjana dengan sudut pandang yang beragam. Yaitu islam memberikan penghargaan tinggi sekali terhadap martabat manusia sebagai “Khalifah di Bumi”.

2. Kedudukan Nafs dalam Struktur Kepribadian Manusia
 Kepribadian menurut psikolog adalah organisasi dinamis dari organ fisik dan psikis dalam diri individu yang membentuk karakter yang unik dalam penyesuaian dengan lingkungan. Jadi, para psikolog memandang kepribadian sebagai keseluruhan komplementer yang bertindak dan memberi respon sebagai satu kesatuan dimana terjadi pengorganisasian dan interaksi. Semua agen fisik maupun psikis yang membentuk tingkah laku dan respon suatu cara membedakan dengan orang lain.
 Dalam mengkaji faktor-faktor yang membentuk kepribadian para psikolog modern terkait faktor-faktor tersebut dengan faktor biologis, sosial dan budaya mereka mengkaji dampak keturunan, struktur tubuh dan sifat yang membentuk sistem saraf dan kelenjar.
 Dalam islam, kajian tentang nafs sebagai faktor spiritual merupakan bagian dari kajian tentang hakikat manusia itu sendiri.
Achmad Mubarok, kata nafs dalam Al-Qur’an mempunyai beberapa makna :
1. Nafs sebagai diri atau seseorang (QS. Ali Imran ayat : 61)
2. nafs sebagai diri Tuhan Surat Al-Anam 6 : ayat 54)
3. nafs sebagai person sesuatu Al-Furqan ayat : 3
4. nafs sebagai ruh Al-Anam ayat : 93
5. nafs sebagai jiwa Asy-Syam 91:7 dan alfajar ayat 27
6. nafs sebagai totalitas manusia Al-maidah ayat 32
7. nafs sebagai sisi dalam manusia yang melahirkan tingkah laku Ar-Rad ayat 11

3. Segi Positif dan Negative Manusia
 Al-Qur’an dalam ayat-ayatnya banyak berbicara tentang manusia yang memuji dan memuliakan manusia sebagai khalifah di muka bumi serta sebagai makhluk samawi dan semi samawi yang memiliki sifat-sifat Ketuhanan (Lahutiyah) dan sifat kemanusiaan (nasutiyah). Dalam diri manusia terdapat kesiapan (Potensi) untuk melakukan kejahatan dan kebajikan yang membawa kepada ketentraman psikis dan kebahagiaan spiritual. Menurut Quraish Shihab, pada hakikatnya potensi positif manusia lebih kuat daripada potensi negative hanya saja daya tarik keburukan lebih kuat daripada daya tarik kebaikan. Karena itu manusia di tuntut untuk memelihara kesucian jiwa dna jangan mengotorinya.



C. Mad’u (Objek Dakwah) dan Kondisinya
 Pendekatan sistem (system approach) adalah pendekatan yang digunakan dalam aktivitas dakwah. Artinya aktvitas dakwah tidak akan sukses tanpa adanya suatu unsur atau faktor tertentu.
 Salah satu unsur dakwah atau mad’u yakni manusia yang merupakan individu atau bagian dari komunitas tertentu. Mempelajari tentang unsur ini merupakan suatu keniscayaan dalam keberhasilan suatu dakwah.

1. Manusia Sebagai Individu
 Dalam membentuk kepribadian manusia, fkator intern (bawaan) dan faktor ekstern (lingkaran) saling mempengaruhi sebagai objek dakwah manusia dibedakan oleh berbagai aspek:
1. Sifat-sifat kepribadian seperti, penakut, pemarah, suku bergaul, peramah, sombong dsb
2. Intelengi : aspek kecerdasan seseorang mencakup kewaspadaan, kemampuan belajar, kecepatan berfikir dan kemampuan mengambil kesimpulan.
3. Pengetahuan (knowledge)
4. Ketrampilan (skill)
5. Nilai-nilai (values)
6. Peranan (roles)

2. Manusia Sebagai Anggota Masyarakat (kelompok)
 Manusia secara hakiki merupakan makhluk sosial, sejak lahir ia memerlukan orang lain untuk memenuhi segala kebutuhannya.
Masyarakat sebagai objek dakwah atau sasaran dakwah adalah salah satu unsur yang penting dalam sistem dakwah yang lain.
 Masyarakat merupakan sasaran dakwah (objek dakwah) tersebut meliputi masyarakat dari berbagai segi: segi sosiologis berupa masyarakat terasing, desa atau kota marginal atau kota besar : segi structural berupa masyarakat pemerintah dan keluarga. Segi sosio structural berupa golongan priyai dan santri. Segi tingkat usia, golongan anak-anak, remaja dan orang tua. Segi okupasional (profesi atau pekerjaan) petani, pedagang dan pegawai dan sebagainya. Segi sosial-ekonomis berupa orang kaya dan orang miskin, segi jenis kelamin, pria dan wanita segi masyarakat khusus berupa ; tuna susila, tuna wisma, tuna karya, narapidana dan sebagainya.
 Masyarakat dlaam perkembangannya di pengaruhi oleh berbagai hal diantaranya:
a. Pengaruh Budaya
 Secara umum, kebudayaan meliputi segala sesuatu yang dihasilkan dari cipta rasa dan karsa manusia yang bersifat materi (pakaian, Rumah, mobil dan sebagainya) maupun yang bersifat non materil seperti norma-norma, nilai-nilai, kepercayaan dan lain-lain.
 Kebudayaan suatu masyarakat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1. Faktor Geografis : tempat tinggal suatu masyarakat seperti pendesaan, pegunungan, perkotaan dan sebagainya.
2. Faktor Keturunan : masyarakat keturunan adam dan hawa berkembang menjadi miliaran manusia dengan ciri khas yang berbeda
3. pengaruh dari dunia luar : perpindahan bangsa ke bangsa lain mengakibatkan budaya asli luntur dan bercampur.

b. Organisasi Sosial
 Organisasi sosial memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan manusia sebagai contoh sebuah organisasi keagamaan yang merupakan sumber nilai, kebiasaan dan kepercayaan dalam lingkup yang lebih besar Negara dapat dikatakan sebagai organisasi sosial dimana ia merupakan sumber dari norma-norma dan nilai bagaimana warganya bersikap dan berperilaku.

D. Pengaruh Dakwah Islam Terhadap Individu dan Masyarakat.
 Perhatian islam terhadap manusia sebagai individu terletak pada perhatiannya terhadap sisi spiritual dan material manusia atau aspek jasmani dan rohaninya. Dlaam islam, manusia secara individu dianjurkan untuk memperhatikan dan meningkatkan kualitas hidupnya, baik yang berkaitan dengan dunia yang ia jalani sekarang maupun akhirat yang ia jalani kelak.
 Menurut al-Sayyid Sabiq, dakwah islam memberikan perhatian terhadap manusia sebagai individu dalam tiga hal, jasmani, akal, dan moral. Perhatian terhadap jasmani agar ia mempunyai raga yang kuat dan jauh dari penyakit. Berkaitan dengan akal, agar dapat berfikir sehat dan jernih dalam mengambil suatu tindakan dan keputusan sedangkan berkaitan dengan moral dengan ajakan untuk melatih hati agar mempunyai kecenderungan akan kebaikan dan menjauhkan keburukan. 
 Dalam hukum islam juga, dikenal konsep al-dharuniyat al-kams yang menggambarkan konsep masyarakat dimana sikap setiap individu harus dijamin hak-haknya seperti hak hidup, harta, akal, keyakinan dan keturunan pemerintah berkewajiban melindunginya.
 Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup manusia juga membimbing mereka dalam membangun sebuah masyarakat. Tatanan masyarakat yang dikehendaki Al-Qur’an adalah masyarakat yang adil, beretika dan dapat bertahan di muka bumi. Dakwah islam dalam hal ini mengajak setiap individu dan msayarakat untuk mewujudkan kehidupan yang tentram, aman, selamat sebagai Rahmat bagi Seluruh alam.

E. Da’i dan Kepribadiannya.
 Juru dakwah (dai’) adalah salah satu faktor dalam kegiatan dakwah yang menempati posisi sangat penting dalam berhasil atau tidaknya kegiatan dakwah. Da’i professional yang mengkhususkan diri di bidang dakwah. Seyogianya memiliki kepribadian yang baik untuk menunjang kerbehasilan dakwah baik yang bersifat Rohani atau yang bersifat fisik. 
Sosok da’i yang memiliki kepribadian tinggi dan tak pernah kering adalah pribadi Rasulullah SAW serta kesaksian sahabat yang selalu mendampinginya. Diisyaratkan dalam surat Al-Ahzab ayat 21.

Artinya :
Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kamu (yaitu) bagi orang yang mengharapkan (Rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Akhir dan dia banyak menyebut Allah.
1. Kepribadian yang bersifat Rohani
 Pada dasarnya dakwah tidak hanya bersifat teori Tetapi juga memberi teladan bagi umat yang diseur. Keteladan jauh lebih besar pengaruhnya dari kata-kata. Klasifikasi kepribadian da’i yang bersifat Psiches (rohaniah) mencakup sifat, sikap dan kemampuan dari pribadi da’i yang harus dimiliki.
a. Sifat-sifat da’i
1) Beriman dan bertaqwa kepada Allah
2) Ahli tobat
3) Ahli ibadah
4) Amanah dan shiddiq
5) Pandai bersyukur
6) Tulus ikhlas dan tidak mementingkan pribadi
7) Ramah dan penuh pengertian
8) Tawaddu (rendah hati)
9) Sederhana dan jujur
10) Tidak memiliki sifat egois
11) Sabar dan tawakkal
12) Memiliki jiwa toleran
13) Sifat terbuka (demokratis)
14) Tidak memiliki penyakit hati.
b. Sikap Seorang da’i
1) Berakhlak mulia
2) Ing nganso sung tuladho, ing madya mangun karso, tut wuri hadayani
3) Disiplin dan bijaksana
4) Wara’ dan berwibawa
5) Berpandangan luas
6) Berpengalaman yang cukup
2. Kepribadian yang Bersifat Jasmani
a. Sehat Jasmani
 Seorang da’i yang professional berdakwah dengan Jumlah sasaran yang banyak maka sehat jasmani mutlak diperlukan. Kondisi badan yang tidak memungkinkan sedikit banyak dapat mengurangi kegairahan da’i dalam melakukan aktivitas dakwah.

b. Berpakaian Sopan dan Rapi
 Bagi seorang da’i masalah pakaian yang digunakan harus mendapat perhatian serius, sebab pakaian yang digunakan menunjukkan kepribadiannya. Yaitu pakaian yang sesuai dengan tempat, suasana dan keadaan tubuh. 

INTERAKSI PSIKOLOGIS DA’I DAN MAD’U

A. Motifasi Tingkah Laku
1. Pengertian dan Teori-Teori Motivasi
 HM. Arifin mengatakan bahwa, secara fundamental motivasi bersifat dinamis yang melukiskan ciri-ciri tingkah laku manusia yang terarah pada suatu tujuan. Dengan motivasi seseorang dapat melipat gandakan usahanya untuk mengetahui rintangan dan mencapai tujuan tersebut.
Para psikolog memberikan pengertan dan teori-teori sebagai berikut:
a. Sigmund Freud : berpendapat bahwa dasar dari motivasi tingkah laku manusia adalah insting (naluri) semua perilaku manusia berasal dari dua kelompok naluri:
1. Energi naluri kehidupan adalah libido yang berkisar pada kegiatan seksual
2. Naluri kematian terbentuk dari dalam diri bentuk bunuh diri, merusak diri sendiri atau orang lain (agresi)
b. Abraham Moslow
 Tokoh psikologis ini berpendapat bahwa manusia dimotivasi oleh sejumlah kebutuhan dasar yang bersifat sama untuk Seluruh spesies, tidak berubah dan ebrasal dari sumber genesis atau naluriah.
c. K.S. Lashley
 Dalam eksperimennya bahwa motivasi dikendalikan oleh respon-respon susunan saraf sentral ke arah rangsangan dari dalam dan dari luar yang variasinya sangat komplek termasuk perubahan komposisi kimiawi dan aliran darah.
d. Fillmore H. Sanford
 Melihat asal kata motivasi, yaitu yang berarti gerakan karenanya ia mengatakan motivasi sebagai kondisi yang menggerakkan suatu organisme yang mengarah kepada tujuan

2. Klasifikasi Motif
Ahli psikolog menggolongkan motif sebagai berikut:
a. Santain
 Santain membagi motif menjadi 2 bagian yaitu : physiological drive dan sosial motives. Physiological ialah dorongan-dorongan yang bersifat fisiologis dengan dorongan ini seseorang menjadi tenang seperti rasa lapar, haus, lelah dan sebagainya. Sedangkan sosial motives adalah dorongan-dorongan yang ada hubungannya dengan manusia lain dalam masyarakat, seperti dorongan estetis dan dorongan ingin selalu berbuat baik (etika).
b. Wood Worth
 Wood worth mengklasifikasikan motif menjadi un-learned motives dan learned motives. Unlearned motives adalah motiv yang timbul di sebabkan oleh kekurangan-kekurangan atau kebutuhan-kebutuhan tubuh, seperti rasa lapar, haus, sakit. Sedangkan learned motives dapat berupa perasaan suka dan tidak suka. Aspek ini meliputi motif-motif untuk mendekatkan diri dan menjauhkan diri dari sesuatu.

3. Motiv dalam Al-Qur’an
Isyarat tentang adanya tingkah laku manusia (motif) dalam sistem nas dipaparkan Al-Qur’an dalam surat Yusuf ayat 53:

Artinya :
Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi Rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
 Isyarat di atas secara jelas mengisyaratkan adanya sesuatu di dalam sistem nafs yang menggerakkan tingkah laku manusia yang mengajak pada kejahatan.
a. Dorongan-dorongan fisiologis
1. Dorongan untuk menjaga diri
Dalam Al-Qur’an Surat An-Naba : 78:9-11 berbunyi
Artinya :
Dan kami jadikan tidurmu untuk istirahat, dankami jadikan malam sebagai pakaian, dan kami jadikan siang untuk mencari penghidupan (Q.S. An-Naba : 78: 9-11)
2. Dorongan mempertahakan kelestarian hidup jenis
Dorongan yang dimaksud di atas adalah dorongan seksual dan dorongan keibuan.
a. Dorongan seksual : yaitu satu fungsi penting melahirkan keturunan demi kelangsungan hidup
b. Dorongan keibuan : Allah menciptakan dalma setiap diri wanita dengan alamiah yang membuat mereka siap untuk melaksanakan misi utamanya untuk melahirkan demi kelangsungan hidup jenis manusia.
b. Dorongan-dorongan Psikis
1) Dorongan untuk memiliki
 Dorongan untuk memiliki adalah dorongan psikis yang dipelajari manusia dalma proses sosialisasi yang dijalaninya. Melalui kebudayaan di mana ia hidup, manusia belajar rasa cinta untuk memiliki harta benda dan berbagai hak milik tersebut menumbuhkan rasa aman dari kemiskinan.
2) Dorongan memusuhi
 Dorongan memusuhi tampak dalam tingkah laku manusia yang memusuhi orang lain dengan tujuan untuk memusuhinya dengan bentuk fisik maupun dengan kata-katanya.
3) Dorongan berkompetisi
 Kompetisi merupakan salah satu dari dorongan-dorongan psikis yang dipelajari seseorang melalui lingkungannya. Al-Qur’an sendiri memberikan dorongan kepada manusia untuk berkompetisi dalam melakukan kebaikan dan kebajika serta berpegang teguh pada nilai-nilai manusiawi yang luhur.
4) Dorongan Beragama
 Dorongan beragama merupakan dorongan psikis yang mempunyai landasan alamiah dalam waktak kejadian manusia. Dalam relung jiwanya manusia merasakan adanya dorongan untuk mencari dan memikirkan Sang Penciptanya dan Pencipta alam semesta, dorongan untuk menyembah-Nya, meminta pertolongan kepada-Nya setiap kali ia ditimpa malapetaka dan bencana. Namun godaan duniawi yang lebih mementingkan kebutuhan jasmani atau materi dapat membuat manusia lupa pada fitrahnya sebagai makhluk berTuhan bahkan lambat laun dapat terkikis sehingga manusia akan semakin jauh dari nilai-nilai spiritualitas keagamaan yang sebenarnya tersembunyi dalam relung bawah sadarnya.

4. Peranan Motivasi dalam Proses Dakwah
 Motivasi mengandung tiga komponen pokok, yaitu menggerakkan, mengarahkan dan menopang tingkah laku manusia. Motivasi mengarahkan tingkah laku individu kearah suatu tujuan, menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan individu tersebut. Tujuan motivasi bagi seorang da’i adalah menggerakkan atau memacu objek dakwah (mad’u) agar timbul kesadaran membawa perubahan tingkah laku sehingga tujuan dakwah dapat tercapai. Selanjutnya seorang da’i dituntut untuk mengarahkan tingkah lku mad’u sesuai dengan tujuan dakwah kemudian menopng tingkah laku mad’u dengan mencipatakan lingkungan yang dapat menguatkan dorongan-dorongan tersebut.
 Penting bagi seorang da’i mengetaui motif-motif mendesak dari sasaran dakwahnya agar seorang da’i mampu menyesuaikan materi dakwah. Metode dakwah atau strategi dakwah yang tepat tujuan dakwah dapat tercapai.

B. Interaksi Sosial
 Menurut Wood Worth yang dikutip oleh W.A. Gerungan. Pada dasarnya terdapat empat jenis hubungan antara individu dengan lingkungan yaitu:
1. Individu bertentangan dengan lingkungan
2. Individu menggunakan lingkungannya.
3. Individu berpartisipasi (ikut serta) dengan lingkungannya dan
4. Individu menyesuaikan diri dengan lingkungannya
 Hubungan manusia dengan manusia (interaksi sosial) berkisar pada usaha menyesuaikan diri baik bersikap autoplastis (mengubah diri sesuai dengan lingkungannya) maupun aloplastis (usaha seseorang untuk merubah lingkungannya) sesuai keadaan (keinginan), dimana individu yang satu menyesuaikan diri dengan individu yang lain.

1. Pengertian Interaksi Sosial
 Interaksi sosial diartikan sebagai suatu bentuk hubungan antara dua orang atau lebih dimana tingkah laku seseorang diubah oleh tingkah laku orang lain. Interaksi sosial yang demikian merupakan prilaku timbale balik dimana masing-masing individu dalam proses itu mengharapkan dan menyesuaikan diri dengan tindakan yang dibutuhkan orang lain.
Faktor-faktor adanya interaksi sosial.
a. Faktor Imitasi
 Imitasi memiliki nilai positif terutama dalam bidang pendidikan dan perkembangan individu, dimana imitasi dapat merangsang perkembangan watak seseorang. Imitasi juga dapat mendorong individu atau kelompok untuk melaksanakan perbuatan-perbuatan baik. Sedngkan segi negatifnya, hal-hal yang salah ataupuns ecara moral ditolak selain itu, imitasi ini menimbulkan terhambatnya perkembangan berfikir kritis artinya adanya peranan imitasi dalam interaksi social dapat memajukan gejala-gejala kebiasaan malas berfikir kritis.
b. Factor Sugesti
 Factor sugesti memegang peranan penting baik dalam pandangan politik, orang tua, pendidik, teman sebaya, yang ikut membantu dalam pembentukan norma kelompok dan prasangka-prasangka social. Sugesti dapat terjadi dengan mudah pada keadaan-keadaan tertentu:

1. Sugesti karena hambatan berfikir
2. Sugesti karena keadaan pikiran terpecah-pecah
3. Sugesti karena otoritas
4. Sugesti karena manyoritas
5. Sugesti karena will to believe (membuat sadar karena adanya sikap-sikap dan pandangan orang lain.
c. Factor Identifikasi
 Identifikasi adalah sebuah istilah dalam psikologi Sigmund freud untuk menguraikan mengenai cara seorang anak belajar norma-norma social dari orangtuanya, yaitu kecenderungan bersifat sadar bagi seorang anak.
 Proses identifikasi pertama-tama berlangsung secara tidak sadar keduanya secara irasional berdasarkan perasaan-perasaan dan kecenderungan dirinya yang tidak diperhitungkan secara rasional. Identifikasi dilakukan seseorang kepada oran glain yang dianggapnya ideal dalam satu segi untuk memperoleh sistem norma, sikap dan nilai yang dianggap ideal.
d. Faktor Simpati
 Simpati dapat idartikan sebagai perasaan tertarik seseorang terhadap orang lain. Seperti halnya prosesi identifikasi timbulnya simpati merupakan proses sadar bagi diri mansuia yang merasa simpati terhadap orang lain. Peranan simpati terlihat dalam hubungan persahabatan antara dua orang atau lebih. Simpati hanya berkembang dalam suatu relasi kerjasama antara dua orang atau lebih yang menjamin terdapatnya saling pengertian antara individu-individu tersebut justru karena adanya simpati dapat diperoleh saling pengertian yang lebih mendalam.

2. Macam-Macam Interaksi
Menurut R.F. Bales dan Strodtbeek (1951) interaksi dikategorikan kepada 4 macam:
a. Tindakan integrative ekspresif, tingkah laku terpadu dan menyatakan dorongan kejiwaan seseorang seperti : menolong atau memberi pujian kepada orang lain
b. Tindakan menggerakkan kelompok kearah penyelesaian problem: memberi jawaban pendapat dan penjelasan
c. Tindakan mengajukan pertanyaan, permintaan orientasi, sugesti atau pendapat.
d. Tindakan integrative ekspresif yang bersifat negative termasuk kategori ini : pernyataan tidak setuju, ketegangan dan pertentangan dan pengunduran diri

3. Interaksi Sosial dalam Proses Dakwah
a. Pelaksanaan dakwah (da’i)
 Da’i merupakan kunci yang menentukan keberhasilan dan kegagalan dakwah, oelh karena itu factor ini ada syarat-syarat dan cirri-ciri jasmani dan Rohani yang sangat kompleks bagi pelaksana, penentu dan pengendali sasaran dakwah.
b. Objek Dakwah (mad’u)
 Objek dakwah dari aspek psikologis memiliki variability yang luas dan rumit menyangkut pembawaan, lingkungan berbeda yang menuntut pendekatan berbeda pula
c. Lingkungan Dakwah
 Lingkungan sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan sasaran dakwah bagi individu atau kelompok manusia serta kebudayaan.
d. Media Dakwah
 Media adalah factor yang menentukan kelancaran dakwah yang disebut defent variables artinya dalam penggunaannya atau efektivitasnya tergantung factor lain terutama orang yang menggunakannya. Namun kegunaannya bis polypragmatis (kemanfaatan berganda) atau monopragmatis (kemanfaatan tunggal) dalam rangka mencapai tujuan dakwah.
e. Tujuan Dakwah
 Tujuan dakwah adalah suatu factor yang menjadi pedoman arah proses yang dikendalikan secara sistematis dan konsisten
Ketertarikan masyarakat terhadap da’i disebabkan beberapa factor antara lain:
1. Adanya pesona da’i misalnya sikap lemah lembut dan berbudi halus, memecahkan problem social dan memberi harga kepada masyarakat luas.
2. Masyarakat membutuhkan kehadiran da’i, suasana psikologis menunggu kehadiran seseorang yang didambakan mengisi kekosongan.
3. Hubungan batin : masyarakat merindukan seorang pimpinan spiritual kedekatan hubungan batin antara da’i dan mad’u.

C. Komunikasi
 Komunikasi adalah suatu factor yang penting bagi perkembangan hidup manusia sebagai makhluk social, tanpa komunikasi individu tidak dapat berkembang dengan normal dalam lingkungan sosialnya. Melalui komunikasi seseorang menemukan dirinya, mengembangkan konsep diri dan menetapkan hubungan dengan dunia sekitar. Semakin dewasa seseorang, semakin kompleks komunikasi yang dilakukan, dan karena itu bahasa adalah alat terpenting di samping alat-alat lain seperti tingkah laku, seni budaya dan lain-lain.
1. Pengertian Komunikasi dan Peranan Bahasa dalam Komunikasi
Mengenai definisi komunikasi, para ahli memberikan batasan yang berbeda-beda di latar belakangi oleh berbagai perspektif, seperti mekanis, sosiologis, dan psikologis
a. Raymond S. Ross mendefinisikan komunikasi sebagai proses transaksional yang meliputi pemisahan dan pemilihan lambang secara kognitif sehingga membantu orang lain megneluarkan pengalamannya sendiri atau respon yang sama 
b. Dance mendefinisikan komunikasi sebagai usaha-usaha menimbulkan respons melalui lambang-lambang verbal untuk bertindak sebagai stimulasi
c. Colin cherry mendefinisikan komunikasi sebagai usaha untuk membuat satuan social dari individu dengan menggunakan bahasa atau tanda dan memiliki sendiri serangkaian peraturan untuk berbagai kegiatan guna mencapai tujuan. 
 Komunikasi merupakan peristiwa social yang bertujuan untuk memberikan informasi, membentuk pengertian, menghibur, bahkan mempengaruhi orang lain. 
Dalam hubungannya dengan hidup social manusia, bahasa mempunyai beberpaa fungsi social, yaitu komunikasi social, control social, dan kerja sama social. Dalam situasi social inilah mereka dipermudah dan ditentukan oleh bahasa mereka masing-masing.
 H.Bonner dalam bukunya Social Psytelogyran inter disciplinary approach dikutip oleh H.M Arifin bahwa dalam studi psikologi social, bahwa merupakan hal penting karena:
1. Bahasa merupakan media dasar bagi interaksi social, tanpa bahasa kehidupan social manusia tidak akan timbul dan tanpa bahasa partisiasi social manusia tidak dapat dilangsungkan.
2. Bahasa adalah satu-satunya pembawa kebudayaan dair suatu generasi ke generasi berikutnya.
3. Bahasa memungkinkan suatu rangkaian pengertian mengenai definisi-definisi umum yang sama di antara manusia
4. bahasa memgang peranan penting dalam bentuk pertumbuhan anak dari sejak taraf hidup biologisnya sampai taraf hidup masyarakat.
5. tanpa bahasa dalam kehidupan sosialnya, manusia tidak dapat mewujudkan hubungan dengan manusia lain 
2. Peranan Tanggapan Dalam Komunikasi
 Prilaku manusia itu harus diinterprestasikan dalam pengertian interaksi social, peranan tanggapan serta pengalaman yang dihubungkan dengan kegiatan hubungan antar pribadi dengan anggota kelompok masyarakat. Jadi yang perlu diperhatikan dalam proses interaksi adalah factor komunikasi, penghargaan akan adanya respons dari orang lain. Bagaimana peranan tanggapan oleh dirinya sendiri maupun orang lain, serta symbol yang mendorongnya untuk melakukan respons, melalui factor terakhir inilah interaksi social dapat membentuk komunikasi social melalui bahasa 
1) Pengertian
Yaitu penerimaan yagn cermat isi stimuli yang dimaksud oleh komunikator
2) Kesenangan
Ini disebut juga komunikasi fasis (phatic communication) untuk menimbulkan kesenangan, antar individu menjadi hangat, akrab dan menerangkan.
3) Pengaruh pada sikap
Komunikasi untuk mempengaruhi sikap komunikasi persuasive memerlukan pemahaman tentang factor-faktor dalam diri komunikator dan pesan yang dapat menimbulkan efek pada komunikasi.
4) Hubungan makin baik
Komunikasi juga ditujukan untuk menumbuhkan hubungan social yang baik. William Schutz merincikan kebutuhan social ini kedalam tiga hal: indusion, control dan affection, yaitu asosiasi, pengendalian dan kekuasaan dan cinta kasih. Kebutuhan social ini dapat terpenuhi dengan komunikasi interpersonal yang efektif.
5) Tindakan
Tindakan merupakan hasil komunikatif Seluruh proses komunikasi bukan saja memerlukan pemahaman tentang Seluruh mekanisme psikologis Tetapi juga factor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku manusia. 
3. Komunikasi Dalam Proses Dakwah
Dalam interaksi antara da’i dan mad’u, da’i dapat menyampaikan pesan-pesan dakwah (materi dakwah) melalui alat atau sarana komunikasi yang ada. Komunikasi dalam proses dakwah tidak hanya ditujukan untuk memberikan pengertian, mempengaruhi sikap dan membina hubungan social yang baik.
Mengenai proses komunikasi (penyampaian dan penerimaan) pesan dakwah dapat dijelaskan melalui tahapah-tahapan yaitu :
1. Penerimaan stimulus informasi
2. pengolahan informasi
3. penyimpanan informasi
4. menghasilkan kembali suatu informasi 
Proses bagaimana mad’u menerima informasi, mengolahnya, menyimpan dan menghasilkan informasi dalam komunikasi psikologi disebut sistem komunikasi intra personal. Proses ini meliputi sensasi, persepsi memori dan berfikir.
a. Sensasi
Sensasi adalah proses menangkap stimuli (rangsangan) fungsi alat indra dalam menerima informasi dari lingkungan yang sangat penting.
b. Persepsi
Persepsi adalah proses memberi makna pada sensasi sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru. Persepsi mengubah sensasi menjadi informasi. Seperti jug ahalnya sensasi, persepsi di tentukan oleh factor personal dan situasional.
c. Memori
Salah satu kelebihan manusia dalam kemampuannya menyimpan informasi yang sangat banyak dalam waktu yang lama dan dapat mengingat kembali. Jiika computer mampu menyimpan data untuk suatu saat dapat dipanggil kembali. Maka kemampuan manusia menyimpan informasi sangat canggih dibandingkan computer.
Memori bekerja melalui tiga tahap:
1. Perekam informasi yang berasal dari persepsi dicatat melalui jaringan saraf
2. penyimpanan informasi dalam bentuk tertentu dalam waktu tertentu. Informasi berkembang terus, bias juga berkembang sendiri.
3. pemanggilan atau mengingat kembali apa yang telah disimpan baik sekadar terlintas atau memang senagaja di ingat-ingat karena infomrasi tersebut memang diperlukan. 
d. Berfikir
Berfikir adalah suatu kegiatan yang melibatkan penggunaan konsep dan lambing sebagai pengganti objek dan peristiwa. Berfikir merupakan manipulasi atau organisasi unsur-unsur lingkungand engan menggunakan lambing-lambang, sehingga tidak perlu langsung melakukan kegiatan yang tampak.
Pola berfikir manusia dapat diklasifikasikan menjadi tiga:
1. Metode berifkir realistis
Berfikir realistis dibedakan menjadi dua :
a) Metode berfikir deduktif mengambil kesimpulan khusus dari pernyataan yang bersifat umum
b) Metode berfikir induktif dimulai dari pernyataan khusus untuk kemudian mengambil simpulan umum atau kesimpulan umum dari pernyataan khusus.
2. Berfikir Kreatif
Metode berfikir kreatif digunakan dengan maksud agar memperoleh rumusan atau kesimpulan yangbenar atau keputusan yang tepat, pemecahan masalah yang tepat atau penemuan yang valid.
Proses berfikir kreatif menurut pada psikolog melalui lima tahapan:
a) Orientasi : yakni merumuskan dan mengidentifikasikan masalah
b) Preparasi : yakni mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi
c) Inkubasi : yakni berhenti dulu ketika menghadapkan kesulitan mencari jalan pemecahan.
d) Iluminasi, yakni mencari ilham
e) Verifikasi, yaitu menguji dan menilai secara kritis pemecahan masalah yang dipikirkan.
Cirri-ciri orang kreatif menurut Colemen antara lain:
a. Memiliki kecerdasan rata-rata
b. Memiliki sifat terbuka
c. Memiliki sikap bebas, otonom dan percaya diri
3. Berfikir Dan Bertafakur (merenung)
 Nabi mengingatkan bahwa berfikir tentang sesuau yang berada diluar kpaasitas akal dapat mengakibatkan bencana. Namun demikian berarti Al-Qur’an sering mengur manusia karena kurang menggunakan fikiranyaan sedangkan ornag yang suka merenung secara mendalam tentang fenomena alam sebagai ciptaan Allah (zikir dan berfikir) oleh Al-Qur’an diberi gelar sebagai Ulul al-Bab.

D. Leadership (Kepemimpinan)
 Leadership (kepemimpinan) adalah suatu corak kemampuan manusia yang dapat diperoleh melalui pendidikan dan latihan. Kepemimpinan diperkirakan merupakan bakat yang dibawa sejak lahir dan tidak dapat diperoleh melalui pendidikan
 Dua corak pendapat diatas ada juga yang menggabungkan dua anggapan tersebut kepemimpinan di peroleh melalui bakat. Pendidikan da’i latihan.
1. Pengertian Leadership
Berdasarkan pendekatan-pendekatan yang dilakukan para ahli umumnya memberi pengertian leadership adalah sebagai berikut:
a. George R. Terry memberikan kepemimpinan sebagai hubungan individu dan suatu kelompok dengan maksud menyelesaikan beberapa tujuan:
b. Odway Tead kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang yang bekerjasama menuju kesesuaian tujuan yang mereka inginkan.
c. John Ptiffner menganggap kepemimpinan adalah suatu seni dalam mengkoordinasikan dan mengarahkan individu atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendakinya. 
Dalam kepemimpinan terdapat tiga unsur
a. unsur manusia sebagai pemimpin atau sebagai yang dipimpin
b. unsur sarana semacam prinsip dan tehnik kepemimpinan yang dipakai termasuk pengetahuan yang dimiliki
c. unsur tujuan merupakan sasaran Akhir ke arah mana kelompok manusia akan digerakkan.

2. Ciri-Ciri Pemimpin (Leader)
 Pemimpin harus mengusahakan supaya kelompok yang dipimpinya dapat merealisasikan tujuan kelompok dalam kerja sama yang produktif. 
 Pemimpin harus mengintegrasikan pandangan anggota kelompok dan memberikan pandangan dasar kelompok yang menyeluruh mengenai situasi dalam kelompok dan luar kelompok. Pemimpin harus dapat mengawasi tingkah laku anggota kelompok berdasarkan patokan-patokan yang telah dirumuskan bersama pemimpin jug aharus mengenal dengan baik sifat pribadi para pengikutnya demi kesuksesan bersama.
 Floyd Ruch merumuskan tugas-tugas seorang pemimpin sebagai berikut:
a. Strukturing the situation
Tugas seorang pemimpin adalah memberikan struktur yang jelas tentang situasi-situasi rumit yang dihadapkan oleh kelompoknya. Pemimpin harus membedakan yang terpenting dan mana yang kurang penting serta memusatkan perhatian pada tujuan yang dicapai oleh agnggota kelompoknya.

b. Controlling group behavior
Tugas kedua dari seorang pemimpin adalah : mengawasi dan menyalurkan tingkah laku kelompok, mengawasi tingkah laku individual yang tidak selaras dan menyeleweng. Berjaga-jaga agar peraturan kelompok jangan disalahgunakan oleh individu dan berjaga-jaga agar individu jangan disalahgunakan kelompok.

c. Spokesman of the group
Pemimpin harus menjadi juru bicara kelompoknya. Dalam hal ini seseorang pemimpin harus dapat merasakan dan menerangkan kebutuhan kelompok ke dunia luarnya baik mengenai sikap, pengharapan, tujuan, dan kekhawatiran-kekhawatiran kelompok.
 Kaum dinamika kelompok berpendapat, bahwa ciri-ciri yang harus dimiliki pemimpin secara umum :
a) Persepsi sosial
Persepsi sosial diperlukan untuk melaksanakan tugas pemimpin sebagai penyambung lidah anggota kelompoknya.
b) Kemampuan berfikir abstrak
Dalam hal ini diperlukan ketajaman penglihatan dan kemampuan analistis yang didampingi oleh kemampuan mengabstraki dan mengintegrasikan fakta-fakta interaksi sosial di dalam maupun luar kelompok.
c) Kestabilan emosi
Kematangan emosi diperlukan untuk dapat merasakan keinginan dan cita-cita anggota kelompok secara nyata dan untuk melaksanakan tugas-tugas kepemimpinan yang lain secara wajar. 
 Selain melakukan pendekatan sifat dan ciri kepribadian, para ahli juga mengadakan penelitian melalui pendekatan-pendekatan sebagai berikut :
1) Pendekatan dari sudut pembawaan
2) Pendekatan berdasarkan pada keadaan
3) Pendekatan berdasarkan peranan fungsional
4) Pendekatan berdasarkan gaya kepemimpinan



3. Kepemimpinan dalam dakwah
Kepemimpinan dalam Islam bukan hanya merupakan suatu kedudukan yang harus dibanggakan tetapi merupakan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh setiap orang, paling tidak untuk dirinya sendiri dan harus dipertanggung jawabkan dihadapan manusia dan Allah.
 Kepemimpinan dalam dakwah adalah sifat dan ciri tingkah laku pemimpin yang mengandung kemampuan untuk mempengaruhi dan mengarahkan daya kemampuan seseorang atau kelompok guna mencapai tujuan dakwah yang telah ditetapkan.
 Seorang da’i yang di dalam masyarakatnya memiliki kedudukan sebagai pemimpin perlu memperhatikan tipe-tipe kepemimpinan (gaya pemimpin) dan ciri-ciri pemimpin agar dapat diterapkan dalam proses dakwah. Selain itu, misi dakwah akan dapat berhasil dengan efektif bilamana da’i dapat bekerja sama dengan berbagai pola kepemimpinan yang ada dalam masyarakat baik formal, struktural dalam pemerintahan maupun informal kultural.

INTERAKSI TAUHIDIYAT

 Secara fitrah manusia memiliki kecenderungan tauhidiyat/pengakuan terhadap eksistensi Tuhan yang Esa. Yang terungkap dari adanya perjanjian antara manusa dengan Tuhan oleh Nurcholis Madjid disebut sebagai perjanjian Pri-Mordial antara manusia dengan Tuhan. 
 Keimanan kepada Allah (Tauhidiyah) harus dibarengi dan diikuti dengan ketakwaan kepadanya. Takwa berarti menjaga diri dari amanah dan azab Allah dengan mematuhi aturan yang telah digariskan Al Qur’an dan dijelaskan oleh Rasulullah SAW, dengan kata lain melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

A. Interaksi Tauhidiyat da’i dengan Mad’u
 Mengesakan Allah (Tauhid) dan menolah penyekutuan (syirik) terhadap-Nya merupakan doktrin terpenting yang mendominasi pemahaman dan ajaran samawi.
1. Tauhid Rububiyyat
 Istilah Rububiyyat berasal dari kata “Rabb” yang berarti “memihara”, mengelola, memperbaiki, mengumpulkan, dan pemimpin. Secara istilah, tauhid Rububiyyat adalah, menyakini bahwa Allah adalah sang pencipta, sang pengatur, sang pemberi rezeki, dan sang pengelola (mudabbir) bagi alam semesta. 

2. Tauhid dalam Penciptaan (Khaliqiyat)
 Yang dimaksud dengan tauhid dalam penciptaan ialah tidak adanya pencipta (Khaliq) yang sebenarnya dalam wujud alam semesta ini selain Allah. Tidak ada pelaku yang bertindak sendiri dan merdeka sepenuhnya selain Allah.

3. Tauhid Uluhiyat
 Tauhid Uluhiyat adalah mengimani Allah sebagai satu-satunya yang disembah (al-ma’bud) dan tiada Tuhan selain Allah yang patut disembah. Seseorang tidak dapat disebut sebagai muslim sebelum ia mengakui adanya pokok ajaran Islam.
4. Tauhid Zat dan Sifat
 Yang dimaksud dengan tauhid zat dan sifat ialah bahwa Allah adalah Esa, tak ada yang menyamainya dan tidak ada padanan baginya.

B. Interaksi Taudiyah, Halangan dan Rintangan
 Da’i dan mad’u adalah dua faktor terpenting dalam proses dakwah, di samping faktor-faktor pendukung yang lain tanpa adanya salah satu dari dua unsur tersebut dakwah tidak akan dapat terlaksana.
 Interaksi tauhidiyat, sebagai suatu upaya untuk menyebarkan dan menanamkan nilai-nilai ketauhidan kepada mad’u sesungguhnya merupakan misi dakwah para rasul yang berdiri atas sendi-sendi ketauhidan yaitu menyerahkan sepenuhnya hanya kepada Allah.
 Seorang da’i harus memahami bahwa risiko terbesar yang akan dihadapi adalah ketika ingin menanamkan nilai-nilai ketauhidan yang menjadi pondasi ajaran Islam pada masyarakat jahiliyah (musyrik).

C. Keteladanan (Uswat) Dalam Proses Dakwah
 Masyarakat sebagai kumpulan individu pasti akan terkena pengaruh dari keteladanan dari taklid, baik pengaruh negatif maupun pengaruh positif karena itu, Islam sangat menaruh perhatian terhadap pemeliharaan masyarakat yaitu dengan Amr ma’ruf dan nahi mungkar. Islam menganjurkan meneladani rasulullah dan para Ahlul Khair (orang-orang yang baik), ahli kebenaran, dan mereka yang berakidah lurus. Firman Allah dalam surat Al Ahzab ayat 21,
 
Artinya :
Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

D. Pendapat Dan Sikap Da’i Terhadap Mad’u
 Seorang da’i harus melandaskan segala usahanya dalam mengajak seseorang kepada kebenaran dengan keikhlasan, dalam arti apa yang dilakukan hanya semata-mata karena Allah SWT. Seorang da’i akan berhadapan dengan mad’u yang memiliki keunikan, karakter, dan kepribadian masing-masing yang dipengaruhi oleh faktor psikologis ataupun sosio struktural, sehingga da’i harus mempersiapkan segala sarana dan prasarana sematang-matangnya.
 Berikut klasifikasi mad’u berdasarkan sikap mereka terhadap ajakan da’i yaitu mukmin, kafir, dan munafiq.
1. Mukmin (orang-orang yang beriman)
 Orang mukmin adalah orang yang percaya akan eksistensi Allah. Menurut Usman Najati, dalam Al Qur’an banyak menguraikan sifat-sifat orang beriman yaitu :
1) Berkenan dengan akidah (QS. An Nisa : 136)
2) Berkenan dengan ibadah (QS. Al Baqarah : 277)
3) Berkenan dengan hubungan sosial (QS. Ali Imran : 114)
4) Berkenaan dengan hubungan-hubungan kekeluargaan
5) Sifat-sifat moral, sabar, lapang dada, adil dan sebagainya
6) Sifat-sifat emosional, cinta Allah dan takut azab Allah
7) Sifat-sifat intelektual dan kognitif (QS. Ali Imran : 191)
8) Sifat-sifat yang berkenan dengan kehidupan praktis dan profesional
9) Sifat-sifat fisik, kuat, sehat, bersih, dan suci dari najis. 
2. Kafir
Pengertian kufur sesuai Al Qur’an adalah :
1) Kafur, diartikan sebagai mata air di surga yang airnya putih, baunya sedap, serta enak rasanya.
2) Kuffar bentuk jamak dari kafir
3) Kaffarat berarti penebus dosa atas kesalahan tertentu
4) Kaffara berarti menutupi, menghapuskan atau menghilangkan
Sedangkan menurut para ulama, diberi predikat kafir apabila mendustakan kerasulan Muhammad dan ajaran-ajaran yang dibawanya.
 Dalam menghadapi golongan ini, seorang da’i dituntut memiliki sikap sabar dan tidak putus asa untuk menyeru mereka. Da’i harus mengajak mereka untuk beriman hanya kepada Allah dan mengakui atas kenabian Muhammad.

3. Munafik
Orang munafik adalah orang yang berpura-pura (lain di mulut lain di hati) orang yang menyatakan iman dengan lidahnya dan kekufuran dihatinya. Orang munafik merupakan kelompok manusia yang lemah, peragu, tidak ada ketegasan dalam keimanan.
 Cara menghadapi orang munafik adalah dengan menjadikan orang munafik sebagai pelindung, dan pemimpin, bersikap tegas dan memerangi mereka. Waspada dan tidak mudah tergoda dengan ajakan mereka, orang munafik suka memperolok-olok orang yang mendapat petunjuk Allah.

E. Problematika dakwah, sebuah refleksi
 Al Qur’an memiliki ciri dan sistem tersendiri dalam memaparkan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya.
a. Tidak sukar, gampang namun padat dan mantap baik teori maupun implementasinya.
b. Tidak banyak memberikan perintah atau larangan, karena manusia makhluk rasional hanya memerlukan petunjuk pokok yang paling sulit baginya untuk menemukannya.
c. Cara penerapan syariat sebagai pedoman hidup manusia selalu gradasi kemampuan manusia sendiri, tidak memberatkan. 

DAFTAR RUJUKAN

Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar. Bandung : PT. Eresco, 1988.

Al-Sayyid sabiq. Da’wah al-islam (Kairo. Matba’at al-madani tt.) 

Ali liliweri, Komunikasi Antar-Pribadi. Bandung : Mizan, 1996.

Arifin, M.Psikologi Dan Beberapa Aspek Kehidupan Rohaniah Manusia. Jakarta : Bulan Bintang,1976

Gerungan, W.A. Psikologi Sosial. Bandung : PT. Eresco, 1988.

Habib, Syafaat. Buku Pedoman Dakwah, Jakarta : Penerbit Widjaya, 1982. 

Mubarok, A. Psikologi dakwah. Jakarta : Pustaka Firdaus, 1999

Mustafa, A. ya’kub. Sejarah Dan Metode Dakwah Nabi (Jakarta: pustaka Firdaus, 1997) 

Mustafa Mansur, Fiqhud Dakwah. Jakarta :Al I’tishom, 2000.

Madjid, N. Pintu-Pintu Menuju Tuhan. Jakarta : Penerbit Paramadina, 1999. 

Najati, Usman. Al Quran dan Ilmu Jiwa. Bandung : Penerbit PT. Pustaka, 1985.

Rahmat, J. Psikologi Komunikasi, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1985.

Shihab, Quraisy. Membumikan Al-Qur’an. Bandung : Mizan, 1996.

Sayyid Muhammad Shiddiq Hasan Khan, Al-Din Al Hadis (Kairo, Maktabat Dar Al Arubat, 1959)