Sabtu, 30 Mei 2009

PANDANGAN KLASIK TERHADAP INDONESIA SEBAGAI SEBUAH BANGSA

Pandangan klasik yang memandang Indonesia adalah sebuah "negara dengan jumlah 
penduduk besar" tampaknya sudah saatnya untuk segera dirubah menjadi sebuah 
"negara besar yang penuh dengan sumber daya manusia berbakat". Cara pandang 
pertama memiliki konotasi yang agak negatif dan kurang punya potensi karena 
jumlah penduduk besar dipandang sebagai beban. Sementara pandangan kedua 
mewakili arti yang sangat bertolak belakang, yaitu optimis, positif dan 
terkandung makna kebanggaan yang dalam. 

Mungkin sebuah lirik lagu terkenal ciptaan musisi Koes Plus yang berjudul 
"Kolam Susu" mampu mewakili dan memberikan gambaran imajinatif tentang betapa 
kaya, subur dan indahnya alam bangsa Indonesia. Namun banyaknya keragaman, 
serta kekayaan sumber daya tadi, khususnya yang menyangkut sumber daya alam, 
tampaknya telah menyihir bangsa Indonesia selama puluhan tahun untuk hanya 
berpikir bagaimana mengekploitasi sumber alam tersebut tanpa skala prioritas 
dan memilah-milah mana yang kompetitif, mana yang lebih prioritas, mana yang 
mempunyai manfaat ekonomi, sosial dan seterusnya. 

Tampaknya masih diperlukan waktu yang panjang untuk dapat merubah cara pandang 
yang keliru tentang bagaimana mengelola berlimpahnya sumber daya yang dimiliki 
oleh bangsa Indonesia. Sejak masa pemerintahan Orde Lama sampai dengan 
terbentuknya Kabinet Indonesia Bersatu (KIB), pemerintah masih saja terjebak 
pada sudut pandang bahwa hanya sumber daya alam (SDA) khususnya energi dan 
mineral yang menjadi satu-satunya potensi daya saing Indonesia dibandingkan 
bangsa-bangsa lain di dunia. Sedangkan kekayaan sumber daya lain seperti sumber 
daya manusia (SDM) tidak pernah dipandang sebagai sebuah sumber daya saing yang 
menjanjikan bagi Indonesia. 

Rendahnya komitmen, lemahnya kebijakan, sikap reaktif dan rendahnya mutu 
pelayanan pemerintah terhadap kepentingan pekerja dan TKI (Tenaga Kerja 
Indonesia) di luar negeri adalah indikator nyata bahwa sumber daya manusia di 
Indonesia belum pernah dikelola menjadi sebuah potensi namun lebih sebagai 
kendala. Pekerjaan mengelola sumber daya adalah urusan bagaimana mengantisipasi 
masa depan, apabila kita keliru dalam melakukan skala prioritas dan manajemen 
sumber daya maka risiko yang akan dihadapi akan semakin berbahaya tidak hanya 
untuk masa kini namun juga masa mendatang. Kesadaran dalam mengelola sumber 
daya secara optimal untuk mengantisipasi masa depan dengan lebih baik 
dibutuhkan individu-individu yang berani dan mampu berpikir jauh ke depan. 

Apakah pemerintahan SBY melalui menteri-menteri kabinet Indonesia Bersatu 
berani dan mampu merubah pola pikir tradisionalnya dalam memandang pengelolaan 
sumber daya bangsa Indonesia? Waktu yang akan menjawabnya, pelajaran dari 
pemerintah sebelumnya yang selalu saja memandang bahwa Indonesia adalah sebuah 
"negara dengan jumlah penduduk besar" harus segera dirubah menjadi sebuah 
"negara besar yang penuh dengan sumber daya manusia berbakat". Pemerintahan SBY 
melalui beragam kebijakan yang menyeluruh harus mampu dan berani memberikan 
prioritas terhadap pengelolaan sumber daya manusia seperti perbaikan tingkat 
pendidikan, standar pekerjaan, memperbaiki etika, budaya kerja dan tingkat 
kesehatan dari manusia Indonesia. 

Untuk dapat mengelola sumber daya manusia Indonesia menjadi sebuah daya saing 
terhadap bangsa-bangsa lain diperlukan komitmen dan keberpihakan kuat dari 
pemerintah sebagai regulator sekaligus lokomotif penggerak pengembangan 
kualitas sumber daya manusia. Selama lebih dari dua dekade terakhir, 
dibandingkan negara-negara kawasan Indonesia telah mengalami ketertinggalan 
yang cukup jauh dalam bidang pengembangan serta pemberdayaan manusianya. 
Walaupun sudah terlambat, sekaranglah saatnya pemerintah SBY melakukan 
pengukuran yang realistis tentang keahlian apa sebenarnya yang dibutuhkan oleh 
negara agar tidak tergantung dari bantuan tenaga-tenaga asing. Fokus 
pengembangan pemerintah harus memprioritaskan kepada keahlian dan kompetensi 
apa yang diperlukan pekerja Indonesia untuk terus produktif, memiliki daya 
saing internasional dan mempunyai fleksibilitas terhadap perubahan yang tinggi. 
Seperti negara dalam melakukan eksploitasi sumber daya alam, maka diperlukan 
kebijakan-kebijakan
  yang mendukung iklim investasi di bidang tersebut, diberikan insentif 
terhadap pelaku-pelaku di dalamnya dan seterusnya. 

Adalah sangat penting untuk meningkatkan investasi melalui proyek dan kebijakan 
yang mendukung pengembangan sumber daya manusia, misalnya, dengan 
melipat-gandakan program pelatihan untuk menjamin tersedianya bakat dan tenaga 
terampil untuk memenuhi kebutuhan pembangunan nasional. Pemberian insentif, 
misalnya, melalui pemberian keringanan pajak terhadap perusahaan yang 
memberikan beasiswa pendidikan kepada pekerja-pekerja nasional, kemudahaan 
perijinan dan prosedur bagi perusahaan-perusahaan lokal yang akan membangun 
akses informasi (internet, broadband dan lain-lain) untuk lembaga pendidikan 
dan sterusnya. Di sisi lain orientasi kepada dinamika perubahan pasar harus 
terus menerus dilakukan dalam upaya membantu dan mengembangkan pekerja-pekerja 
yang terampil, sehingga negara akan dapat memanfaatkan sumber daya manusia 
tersebut untuk keperluan domestik atau untuk ditempatkan sebagai perwakilan di 
luar negeri. Strategi pengembangan sumber daya manusia harus mudah disesuaikan 
dan
  memiliki kelenturan terhadap dinamika persaingan, dinamika pasar serta 
dinamika teknologi yang terus berkembang. 

Pada persaingan di tingkat regional dan global, sedikitnya terdapat tiga 
fenomena yang berperan penting dalam peningkatan intensitas persaingan antar 
bangsa. Pertama, perdagangan global menciptakan pasar dunia yang luasnya 
berlipat-lipat dibandingkan pangsa pasar sebelumnya. Globalisasi yang ditandai 
dengan berkembangnya kawasan perdagangan bebas (free trade area) maupun kawasan 
ekonomi akan berdampak pada kegiatan ekonomi di seluruh dunia. Persaingan 
produk dan sumber daya manusia tidak hanya terjadi di pasar lokal, tetapi juga 
di pasar luar negeri. Perdagangan bebas telah memaksa perusahaan multinasional 
menerapkan sistem outsourcing untuk memenuhi produksinya. Sebagai contoh, 
industri elektronik Jepang memang menjadi ekportir terbesar di dunia saat ini, 
tetapi sebagian besar bahan baku maupun komponennya harus didatangkan dari 
negara lain. 

Untuk dapat merubah Indonesia menjadi sebuah negara besar dengan SDM dan tenaga 
kerja yang berbakat, minimal diperlukan empat langkah strategis yaitu: 

1. Strategi bertahan (defensive strategy), yaitu strategi pengembangan
  SDM dan tenaga kerja Indonesia yang kondisinya mempunyai banyak
  sekali kelemahan dan terus mendapat tekanan dari pihak luar. Pro
  gram serta strategi di sini ditekankan pada kegiatan-kegiatan yang
  berorientasi kepada bagaimana mempertahankan keberadaan (defensive)
  sektor SDM dan tenaga kerja Indonesia yang kurang kompetitif.
2. Strategi penguatan (conservative strategy), yaitu strategi pengem
  bangan SDM dan tenaga kerja Indonesia yang memiliki kelemahan,
  tetapi tetap memiliki peluang untuk bisa berkembang. Program serta
  strategi di sini ditekankan pada kegiatan-kegiatan yang berorienta
  si kepada penguatan (strengthen) dengan basis sektor SDM dan tenaga
  kerja Indonesia seperti profesi di bidang arsitektur, pekerja seni
  dan perfilman, dan sterusnya.
3. Strategi bersaing (competitive strategy), yaitu strategi pengemba-
  ngan SDM dan tenaga kerja Indonesia yang sudah memiliki kekuatan
  bersaing, tetapi menghadapi ancaman atau tekanan dari pihak luar.
  Program serta strategi di sini ditekankan pada kegiatan-kegiatan
  yang berorientasi kepada peningkatan daya saing (competitiveness)
  sektor SDM dan tenaga kerja seperti mencari terobosan baru, pening-
  katan daya saing serta pengembangan penempatan tenaga kerja TKI,
  perawat dan sterusnya persis seperti bagaimana Pilipina mengemas
  dan mengembangkan tenaga kerja terampil di luar negeri.
4. Strategi untuk bertumbuh (aggressive strategy), yaitu strategi pe-
  ngembangan SDM dan tenaga kerja Indonesia yang memiliki kekuatan
  dan peluang untuk terus tumbuh dan berkembang. Program dan strategi
  di sini ditekankan pada kegiatan-kegiatan yang berorientasi kepada
  pertumbuhan nilai tambah (growth) sektor SDM dan tenaga kerja
  seperti mencari terobosan baru, peningkatan peluang daya saing baru
  serta pengembangan penempatan tenaga kerja professional serta
  tenaga-tenaga potensial dan berbakat di bidang informasi teknologi,
  pekerja di bidang perminyakan dan seterusnya, yang pernah atau
  bahkan masih bekerja di luar negeri.Langkah-langkah strategis di atas sangat 
perlu dilakukan secara terintegrasi dengan faktor-faktor lainnya. Pemerintah 
melalui instansi terkait harus dapat mencari kombinasi yang paling optimal 
melalui pengembangan seluruh komponen di atas sekaligus disesuaikan dengan 
kondisi serta dinamika bangsa Indonesia maka hal tersebut akan menjadi 
lokomotif perubahan dalam rangka membangun SDM dan tenaga kerja yang berbakat 
yang pada akhirnya akan menjadi kunci keberhasilan persaingan bangsa Indonesia 
di masa mendatang. 

Seluruh langkah di atas harus dimulai dari adanya perubahan cara pandang 
pemerintah tentang pengelolaan beragam sumber daya yang dimiliki oleh bangsa 
Indonesia. Apakah pemerintahan SBY melalui Kabinet Indonesia Bersatu akan 
terjebak kepada cara pandang klasik yang keliru seperti pemerintahan 
sebelumnya? Atau, justru ingin mengambil momentum tingginya kepercayaan rakyat 
dalam upaya membuat kebijakan yang berkelanjutan di bidang pengembangan sumber 
daya manusia Indonesia. *** 

(Penulis adalah pengamat dan praktisi sumber daya manusia,
Direktur People and Culture pada MLC Life Indonesia).

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar.
Now with Pop-Up Blocker. Get it for free!
http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar